Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Seorang Guru, Pengajar, dan Ahli Pancasila Belum Tentu Pancasilais

19 Juni 2018   08:29 Diperbarui: 19 Juni 2018   09:15 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Profesor Pancasila.

Dari pemberitaan di media elektronik dan medsos yang jelas tertangkap mata dan telinga, penulis jadi tahu bahwa ada seorang Profesor yang mengajarkan Pancasila. Yang muridnya sudah ribuan di negeri ini. Dan sudah pasti semua muridnya adalah para pejabat negara.

Pertanyaannya. Berapa banyak profesor yang "mengajarkan" Pancasila di negeri ini?

Di mana suara murid-murid Sang Profesor ketika Pancasila sedang jadi pembicaraan dan bahan "olokan" di negeri sendiri?  Dan apa peran mereka ketika Presiden Jokowi dan kapeka sedang dirongrong oleh para politisi yang sedang gelisah dan was-was di negeri ini?

Di mana suara murid-murid Sang Profesor Ketika gambar garuda Pancasila dikatakan gambar bebek nungging?

Di mana suara murid-murid Sang Profesor Ketika Habib Rizieq Shihab mengatakan bahwa zaman Bung Karno Tuhan ada di pantat?

Di mana suara murid-murid Sang Profesor Ketika ada yang mengatakan bahwa BPIP tidak ada gunanya ada.  Ketika ada yang mengatakan bahwa HTI tidak anti Pancasila?  Dan ketika Rocky Gerung bilang Pancasila diduitin?

Di mana suara murid-murid Sang Profesor, ketika hari lahir Pancasila masih ada yang memasalahkan?  Apa lagi ketika masih ada orang pintar yang berdalih meragukan Bung Karno sebagai sosok tunggal yang melahirkan Pancasila pada 1 Juni 1945?

Apakah murid-murid Sang Profesor cukup hanya tersenyum, berdiam diri dan menjadi penonton yang baik karena sudah mengerti Pancasila? Penulis berharap mudah-mudahan demikian adanya.

Fakta sejarah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun