Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Tunjangan Hari Raya Perlu "Dihapus" atau Diganti?

11 Juni 2018   07:25 Diperbarui: 11 Juni 2018   07:53 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

REVOLUSI SPIRITUAL

Teha'er

Entah sejak kapan "penyakit sukaria" musiman yang disebut teha'er itu muncul, penulis tidak tahu pasti.

Mungkin teha'er diadakan sejak ORBA yang sudah merasa punya duit melimpah karena pemerintah dapat karunia pinjaman asing? Atau mungkin demi citra baiknya yang menghormati umat beragama? Penulis tidak tahu.

Uniknya teha'er hanya diberikan kepada aparat negara sipil maupun militer.  Tidak kepada warga "swasta"---nelayan dan petani,  yang kekurangan dan tidak bergaji. Sedang perusahaan swasta diwajibkan juga memberikan teha'er kepada karyawan mengikuti kebijakan pemerintah terhadap aparat negara.

Uniknya lagi tehaer diberikan berkaitan dengan hari raya lebaran dan hari natal. Bagaimana dengan Hari Raya Galungan, Waisak misalnya?

Bukankah pemberian teha'er yang dikaitkan dengan hari raya keagamaan bernuansa SARA. Agak berbau "diskriminasi" meski disisi lain bisa berarti wujud menghargai dan menghormati kebhinnekaan?

Tehaer petaka tahunan yang berbentuk "hadiah."

Musim pulang mudik selalu membuat Jakarta lengang beberapa hari.  Jalan-jalan di luar Jakarta, bahkan di seluruh kota besar di Jawa  pun jadi ikut macet.

Penulis berpandangan bahwa kemacetan itu boleh jadi diperparah oleh adanya kebijakan pemerintah memberikan teha'er.

Warga kota berbondong-bondong pulang kampung---mudik, dengan kantong penuh bawa duit teha'er.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun