Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sebuah Renungan Ramadan pada "Bulan Tarekot-Tirakat?"

8 Juni 2018   17:58 Diperbarui: 8 Juni 2018   18:38 504
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bertapa di zaman "Now"

Zaman sekarang. Kegiatan kuliah dan melakukan penelitian pun mungkin bisa digolongkan sedang melakukan kegiatan yang disebut bertapa.

Umumnya orang zaman dulu melakukan tapa karena petunjuk sang guru. Di zaman "Now" karena diwajibkan

Tentu saja hal itu berbeda dengan menyendiri---"bertapa," seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhamad saw  di Gua Hira. Nabi Muhammad saw tidak punya guru.

Nabi Muhammad saw melakukan hal yang demikian mungkin karena kegelisahan hatinya menyaksikan orang-orang yang dikenalnya di sekitarnya banyak yang berperilaku tidak sesuai menurut ajaran para nabi sebelumnya dalam bertuhan.

Orang sekarang mau buang waktu, tenaga, uang pikiran dan seringkali harus korbankan kesenangan dan kepentingan demi menyelesaikan kuliah adalah bukan sekadar tuntutan zaman---peradaban,  melainkan tidak sedikit atas panggilan jiwanya yang sangat mendesak. Atau atas "kebutuhan jiwa" yang harus disempurnakan.

  

Wahyu

Penulis berpendapat. Islam Diwahyukan oleh Nabi Muhamad saw dengan firman-firman yang disampaikan kepada seluruh umat manusia. Bukan Diwahyukan oleh Tuhan.

Nabi Muhammad sebagai UtusanNYA hadir dalam kehidupan membawa---disertai, hak menyampaikan wahyu untuk membebaskan manusia dari hati yang gelap gulita masuk ke dalam alam kehidupan yang terang benderang.

Dengan kata lain. Singkatnya, yang disebut wahyu adalah kecerdasan yang mencerdaskan mereka yang cerdas untuk mencapai kecerdasan yang hakiki yang pasti membawa kemuliaan bagi seluruh umat manusia. Dan Nabi Muhammad saw berhak atas hal itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun