Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fenomena "Salam 212", Kartu Kuning dan Kartu Merah

4 Februari 2018   18:27 Diperbarui: 4 Februari 2018   19:00 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada yang menjawab: "Pasti salam yang minta dibalas Presiden".

"Kalau Presiden nggak mau jawab?"

"Berarti salamnya pasti lenyap tidak berbekas dihembus nafas bersama angin yang bertiup lepas bebas."

Lalu ada yang bertanya lagi: "Bagaimana sih cara membalas salam gituan?"

Ada yang menjawab: "Bisa macam-macam, tergantung keberpihakannya.

Kalau dari pihak kelompok yang satu paham perjuangan mungkin salam itu akan dibalas  dengan kata k-o-m-p-a-k, m-a-n-t-a-p atau d-a-h-s-y-a-t atau mungkin disambut dengan takbir.

Kalau dari pihak yang netral mungkin akan dijawab juga cukup dengan kata s-a-l-a-m. 

Kalau dari pihak yang tidak sepihak mungkin akan dijawab dengan kata-kata semoga kalian mendapat PetunjukNYA yang pasti benar."

Ada yang bertanya pula: "Apa ada petunjuk yang tidak benar?"

"Ya pasti adalaah? Soalnya menjelang Pilkada dan Pilpres adalah musim "pasaran politik" jual-beli kekuasaan yang berbentuk suara rakyat, jual diri untuk laku dipilih, menjual ramalan-ramalan yang memenangkan dan juga musim tuyul-tuyul gentayangan menjual jasa dengan membeli suara rakyat sambil membacakan mantera-mantera berbau kemenyan bermerek SARA. Seperti Pilkada DKI Jakarta 2017 yang lalu.

"Kalau presiden dapat "salam 212." Kira-kira bagaimana balasan salam dari Presiden?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun