Mohon tunggu...
Moh. Ashari Mardjoeki
Moh. Ashari Mardjoeki Mohon Tunggu... Freelancer - Senang baca dan tulis

Memelajari tentang berketuhanan yang nyata. Berfikir pada ruang hakiki dan realitas kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Dasarnya?  Rakernas PDIP Mengusulkan Amandemen UUD ’45

12 Januari 2016   14:44 Diperbarui: 12 Januari 2016   16:45 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tempat ibadah adalah tempat warga negara melaksanakan silaturahmi ritual keagamaan secara bersama, dilindungi negara.

Negara Kesatuan Republik Indonesia memandang bahwa setiap warga negara beragama berdasar pengalaman hidup dan bukti kebenaran yang disampaikan kitab suci agamanya. Bukan berdasar kepercayaan atau keyakinan masing-masing.

Negara Kesatuan Republik Indonesia mengakui bahwa sesudah lslam, tidak ada lagi agama yang dibawa oleh seorang nabi. Dan hanya mengakui agama lslam dengan kitab Qur’an yang disampaikan Nabi Muhammad SAW.

Negara Kesatuan Republik Indonesia, menempatkan para ulama, para ilmuwan, para budayawan, para negarawan para filsuf adalah sebagai para pembina kepribadian Bangsa lndonesia.

4. Bahwa kawasan nusantara yang terdiri dari ribuan pulau, selat-selat, laut-laut, ribuan sungai dan danau, ratusan gunung berapi serta dihuni oleh ribuan  suku dengan beraneka ras, etnis, budaya, bahasa, agama, keyakinan serta kepercayaan masing-masing, "Diesakan" oleh Tuhan Yang Mahaesa menjadi "satu keesaan" tanah-air Bangsa Indonesia, sebagai N.K.R.I..  Bhinneka Tunggal lka.

5. Setiap warganegara adalah "inti" kekuasaan tertinggi dalam negara. Dengan kuasa yang dimilikinya, rakyat berkewenangan memilih langsung atau tidak langsung sesamanya yang negarawan untuk menerima mandat dan kuasa untuk mengelola negara. Dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut penulis. Demikian uraian makna sila pertama Pancasila. Ketuhanan Yang Maha esa. Uraian tersebut belum tentu benar. Tetapi juga belum tentu salah semua.  Siapapun bisa mengomentari tulisan ini, Lebih-lebih para ahli agama dan ahli tentang Tuhan.

Tetapi kalau ada yang mengatakan bahwa tulisan di atas adalah salah semua, maka saya akan senang sekali karena pasti ada yang tahu yang benar tentang Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila.

Menysul tulisan tentang uraian empat sila yang lain. Tulisan ini hanya menggunakan referensi “pidato Bung Karno, 1 Juni 1945. Lahirnya Pancasila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun