Saya biarkan laptop saya itu tetap terbuka dan saya pandangi terus tanpa menyentuh keyboard. Saya pantengi berlama-lama tanpa ada ide yang muncul di kepala.Â
Sebentar saya buka WhatsApp tapi kebablasan. Lalu saya kembali memandangi laptop saya lagi dengan ide yang masih kosong. Susah memang, apalagi kalau topiknya kurang kita pahami. Karena penulis yang baik membutuhkan amunisi dan tanpa amunisi penulis tidak akan bisa menulis.
Tidak hanya diperuntukkan bagi sastrawan atau pun jurnalis, menulis adalah hak semua orang. Menulis itu laksana sebuah foto, dimana bisa membawa penulis ataupun pembaca ke dalam waktu-waktu tertentu.
 Hanya saja, esensi memori bagi setiap orang berbeda-beda. Maka, tidak ada alasan untuk berhenti menulis ataupun tidak menulis. Sekali kau menulis, kau akan terbuai oleh kenikmatan oleh indahnya barisan-barisan diksi dan aksara yang kau torehkan.
~Semoga bermanfaat.