Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi. Dedicated to the rebels.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Game Theory 4 Agen: Buruh, Konsumen, Lingkungan dan Teknologi dalam Era AI

6 November 2024   21:55 Diperbarui: 6 November 2024   22:30 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Game Theory 4 Agen : Buruh, Konsumen, Lingkungan Hidup, dan Teknologi dalam Era AI.

Abstrak

Revolusi Industri mengawali interaksi kompleks antara tenaga kerja manusia, pasar konsumen, kelestarian lingkungan, dan kemajuan teknologi. Interaksi ini, ditandai dengan ketegangan dan persaingan kepentingan, yang semakin intensif di era Kecerdasan Buatan (AI). Kami mengusulkan kerangka kerja berbasis teori permainan untuk menganalisis interaksi ini, mengeksplorasi pilihan strategis dan hasil optimal yang dihasilkan bagi setiap entitas tersebut. Kami berpendapat bahwa memahami dinamika interaksi ini sangat penting untuk menghadapi tantangan pembangunan berkelanjutan dan kemajuan teknologi yang adil, terutama di era AI ini yang mana jika kita menjalankan strategi dan pilihan yang salah akan menciptakan gelombang besar disrupsi pada peradaban modern saat ini.

1. Pendahuluan

Upaya tiada henti untuk mencapai pertumbuhan ekonomi melalui inovasi teknologi, sejak Revolusi Industri, telah menimbulkan ketegangan multidimensi di antara berbagai pelaku masyarakat dan lingkungan hidup. Sejak kemunculan mesin uap pada Revolusi Industri, tenaga kerja manusia yang dulu penting bagi produksi kini terancam oleh otomatisasi dan teknologi canggih yang meminimalisasi peran manusia dalam proses produksi (Brynjolfsson & McAfee, 2014). Pasar yang semakin luas juga mendorong produksi terus meningkat, yang mengarah pada degradasi lingkungan dan eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran (Anderson, 2013). Di sisi lain, teknologi menawarkan solusi untuk beberapa masalah lingkungan, tetapi juga menimbulkan tantangan baru seperti meningkatnya kesenjangan sosial dan ekonomi.

Dengan meningkatnya adopsi kecerdasan buatan dan otomatisasi, interaksi antara buruh, konsumen, lingkungan, dan teknologi kian kompleks. Situasi ini dapat dianalisis melalui lensa teori permainan, kerangka yang mengeksplorasi interaksi strategis antara agen-agen rasional yang memiliki kepentingan yang berpotensi berkonflik (Osborne & Rubinstein, 1994; Myerson, 1991). Dalam studi ini, kami menggunakan pendekatan teori permainan untuk memahami dinamika ini dan memprediksi hasil potensial yang dihasilkan dari berbagai pilihan strategis agen-agen tersebut.

2. Kenapa Game Theory

Kerangka Game theory digunakan di sini karena ini merupakan alat analisis yang umum digunakan dalam studi ekonomi yang melibatkan interaksi sejumlah agen rasional.

Beberapa game theory yang terkenal dan banyak digunakan dalam menjelaskan fenomena ekonomi adalah :
1. Nash Equilibrium oleh John Nash (1994) - Bersama dengan John Harsanyi dan Reinhard Selten, Nash dianugerahi Nobel Ekonomi karena kontribusinya dalam mengembangkan konsep Nash equilibrium. Ini adalah situasi di mana semua pemain dalam sebuah permainan mencapai titik keseimbangan di mana tidak ada yang dapat meningkatkan hasilnya hanya dengan mengubah strateginya sendiri. Konsep ini sangat penting dalam ekonomi dan digunakan untuk menganalisis berbagai situasi, termasuk persaingan pasar, negosiasi, dan penetapan harga.

2. Incomplete Information Game Theory okeh John Harsanyi (1994) - Harsanyi berkontribusi dalam pengembangan teori permainan dengan ketidakpastian, terutama dengan game of incomplete information, di mana pemain tidak memiliki informasi lengkap tentang preferensi atau strategi pemain lain. Karyanya berguna dalam memahami interaksi ekonomi yang melibatkan ketidakpastian dan ketidaktahuan informasi, misalnya dalam kontrak dan negosiasi bisnis.

3. Subgame Perfect Equilibrium oleh Reinhard Selten (1994) - Selten mengembangkan konsep subgame perfect equilibrium, yang merupakan penyempurnaan dari Nash equilibrium. Konsep ini memperhatikan keputusan rasional di setiap tahap permainan, yang bermanfaat dalam menganalisis permainan yang bersifat dinamis dan strategi berjangka panjang, seperti persaingan bisnis dan strategi masuk atau keluar pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun