Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... Akuntan - Membahasakan fantasi. Menulis untuk membentuk revolusi.

Nalar, Nurani, Nyali. Curious, Critical, Rebellious. Mindset, Mindmap, Mindful

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Youtuber, Jangan Bunuh Ekonomi Indonesia

11 Februari 2022   14:03 Diperbarui: 10 Juli 2022   05:02 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

EKONOMI YOUTUBE VS EKONOMI FUNDAMENTAL

Ekonomi YouTube ini, sebutlah saja begitu, besarannya memang sangat membelalakkan mata. Bisa bikin siapa saja jadi Sultan. Bayangkan seorang Youtuber kelas nasional maupun dunia bisa berpenghasilan sampai ratusan milyar per tahunnya. Sungguh mantap sekali ya jika kita semua menjadi Youtuber, ataupun Ekonomi YouTube ini dikembangkan menjadi sumber ekonomi negara. Dengan begitu ekonomi Indonesia bisa dimungkinkan menjadi lebih baik lagi.

Baik sezkali jika Ekonomi Kreatif yang merupakan induk dari Ekonomi YouTube dikembangkan dan diapresiasi. Industri game, industri musik, dan industri film sudah memberikan sumbangan besar kepada ekonomi USA, RRC, India, dan KorSel. Asyik juga jika Musik Dangdut misalnya dikembangkan menjadi kultur musik global.

Apalagi ekonomi Indonesia  masih dipenuhi oleh paradoks dan inkonsistensi. Walaupun masih tumbuh 3,69 persen pada tahun 2021, ini lebih tinggi dari pertumbuhan tahun sebelumnya, pertumbuhan ini tidak bisa menutupi bertambahnya jumlah penduduk miskin di 128 Kabupaten dan Kota seJawa-Bali. Pertambahan kemiskinan ini disebabkan PHK dan pengurangan gaji selama pandemi. Daripada nganggur mending jadi Youtuber aja.

Tapi jangan terlalu terpesona juga dengan Ekonomi Youtube, sehingga seolah-olah Ekonomi YouTube bisa mengatasi kesenjangan, paradoks, dan inkonsistensi dalam perekonomian Indonesia. Ekonomi secara keseluruhan tidak bisa dipandang sebelah mata. Ekonomi bagaikan suatu struktur bangunan. Penting bagi kita untuk fokus lebih dulu kepada Ekonomi Fundamental. Bila mengabaikan Ekonomi Fundamental ini, maka ini sama saja bunuh diri. Belum lama ini saja kita lihat Singapura mengalami krisis energi. Kalau mau, Malaysia pada saat yang sama bisa bikin Singapura krisis air. RRC mengembangkan Strategi OBOR bukan saja untuk menjaga pasokan bahan baku buat industri mereka, tapi juga untuk menjaga ketahanan energi mereka. Inilah pentingnya menjaga Ketahanan Ekonomi Fundamental bagi suatu negara.

Di balik ini semua, kita wajib prihatin ketika sudah banyak generasi muda Indonesia meninggalkan ekonomi pertanian dan tanah pertanian tidak produktif karena tidak ada yang garap.

Ladang-ladang minyak kita mulai kering, sedangkan sumber daya energi alternatif belum dikembangkan. Sedangkan banyak negara telah berhasil membangun Pembangkit Listrik Energi Fisi Nuklir, kini berlomba mengembangkan Pembangkit Listrik Energi Fusi Nuklir. Teringat pula kita kepada USA yang dengan senang hati membohongi masyarakat dunia demi menguasai ladang-ladang minyak di Irak, Afganistan, dan Libya.

Sungai-sungai kita menyusut debitnya, air tanah tercemar, dan jaringan air minum dikuasai korporasi. Kalimantan dan Papua sudah semakin gundul.

Ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan air, dan daya dukung ekologi kita terancam. Ini semakin mengancam ketika paradigma ekonomi yang dijalankan selama ini fokus kepada pengembangan infrastruktur terutama jalan tol dan bandara. Belum lagi ancaman perubahan iklim yang sekarang jadi narasi hangat global.

Ketika ketahanan demografi, ketahanan pangan, ketahanan air, ketahanan energi, dan daya dukung lingkungan kita sudah nyata terancam, maka kita dengan Ekonomi YouTube tidak lebih hanya akan menjadi seniman pinggir jalan, dan kreativitas kita hanya menjadi kreativitas masyarakat marginal.

Dalam ekonomi, seperti dalam bangunan, kita mesti tau mana pondasi, mana tiang, dan mana hiasan. Hiasan sekali pun sangat indah dan sangat mahal jangan dianggap sebagai pondasi, apalagi sampai dianggap bisa menggantikan pondasi. Ekonomi 5 yaitu demografi, pangan, energi, air, dan daya dukung ekosistem adalah Ekonomi Pondasi. Industri adalah Ekonomi Tiang. Sedangkan Ekonomi YouTube baru terbukti sebagai Ekonomi Hiasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun