Mohon tunggu...
Asep Setiawan
Asep Setiawan Mohon Tunggu... -

Mengembara di London sekitar 10 tahun dan kembali ke Jakarta akhir 2011, ingin berbagi cerita mengenai Inggris dan Eropa serta kisah perjalanan lainnya. Silahkan berkunjung pula ke asepsetiawan.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

'Jaring Pengaman Sosial' ala Inggris

4 Juni 2011   15:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:52 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini pasangan suami-isteri asal Nigeria terbongkar meraup keuntungan dari tunjangan sosial di Inggris. Dilaporkan keduanya mengantungi sekitar £80.000 atau sekitar Rp 1,1 miliar dari berbagai tunjangan termasuk untuk rumah. Pasangan ini lagi apes karena ketika rumahnya rusak karena kebakaran dan saat meminta tunjangan rumah lagi ketika dokumen rahasia diperiksa ternyata dia tidak tinggal di rumah itu. Satu lagi nasib apes dialami Marina Beddows (54) dand Colin Godbold (57) dari Kent yang ternyata juga memanfaatkan tunjangan sosial Inggris sehingga bisa menikmati sekitar £70.000. Setelah ketahuan lalu keduanya dihukum. Tunjangan sosial atau Social Security merupakan salah satu bentuk kepedulian negara terhadap rakyat di Inggris. Di Indonesia mungkin sejenis bantuan langsung tunai (BLT) yang ternyata diduga dimanfaakan untuk kampanye. Demikian juga ada bantuan kesehatan gratis bagi mereka yang tidak mampu. Ada pula bantuan beras untuk kaum miskin. Namun di Indonesia sifatnya masih belum permanen kecuali misalnya tunjangan pendidikan yang digratiskan. Itupun pada kenyataannya masih tetap ada yang harus dibayar. [caption id="attachment_114264" align="aligncenter" width="640" caption="Kantor kabinet Inggris, pemerintah pusat yang mengawasi semua tunjangan sosial (Foto;Asep)"][/caption]

Menengok tunjangan sosial bukan berarti bahwa Indonesia harus demikian karena sistem politik dan kemampuan ekonominya berbeda. Namun jika sistem ini dijalankan maka memang terasa sekali bermanfaat bagi warga di suatu negara. Inggris bisa dibilang menggunakan sistem ekonomi pasar yang liberal. Dengan kata lain sering disebut sebagai negara kapitalis dimana persaingan dibiarkan bebas. Yang kuat maka dia yang menang. Begitulah mungkin secara kasarnya. Namun ternyata dalam sistem ini tedapat jaring pengaman sosial yang disebut Social Security. Dengan alokasi dana dari negara maka jaring pengaman ini bisa dinikmati hampir semua warga dan ada pula yang secara khusus. Yang paling terkenal dengan jaring pengaman sosial ini adalah Child Benefit. Tunjangan ini adalah bentuk kepedulian terhadap pendidikan dan kesehatan anak. Bagi warga yang memiliki status penduduk tetap bukan pengunjung atau mereka yang belajar, anak pertama mendapat tunjangan £20,30 per minggu atau sekitar Rp 280.000. Dan anak kedua dan seterusnya kalau tidak salah sampai lima £13,40 per minggu. Secara teoritis hampir semua anak-anak di Inggris menerima tunjangan anak ini sampai si anak berusia 17 atau 18 tahun. Selain mendapatkan tunjangan anak, setiap keluarga di Inggris mulai April 2011 dengan penghasilan di bawah £41 ribu akan mendapatkan tunjangan sekitar £500 per tahun. Biasanya dicicil setiap bulan kepada rekening kita. [caption id="attachment_114266" align="aligncenter" width="616" caption="Pintu masuk St Bartholomew"][/caption]

Setiap warga juga berhak mendapatkan tunjangan kesehatan karena sudah terdaftar dalam asuransi kesehatan nasional. Artinya setiap anggota keluarga berhak mendapatkan pelayanan dokter gratis. Hampir setiap penyakit yang didiagnosa dokter tidak dikenai bayaran. Tentu ada pula kekecualiannya misalnya kalau perawatan gigi untuk orang dewasa harus bayar demikian juga dengan pemeriksaan mata. Pada umumnya asalkan kita memiliki kartu anggota asuransi kesehatan maka dimanapun ada dokter atau rumah sakit bertanda NHS maka kita bisa dirawat hampir tidak dipungut bayaran. Tunjangan lainnya berupa gratis pendidikan di sekolah negeri sampai College. Dengan demikian ada jaminan bahwa sejak kelompok bermain, SD, SMP dan SMA kelas, diterukan ke College dua tahun, ada jaminan semua anak dapat pendidikan dari negara. Setelah College barulah bisa diteruskan ke universitas yang harus membayar sendiri. Di Inggris SMA sampai kelas 2 kemudian College dua tahun atau mungkin disebut pra universitas. Di sini adalah pilihan siswa akan terus bekerja dengan gelar diplomat atau menuju universitas dengan mengambil program A-Level. Pengalaman saya banyak juga siswa yang ingin langsung bekerja cari pengalaman dan kemudian kembali ke bangku universitas. Kalau Anda menganggur juga bisa mendapat tunjangan namanya tunjangan mencari kerja, jobb allowance sekitar £67 per minggu. Kalau Anda bercerai dan harus membesarkan anak bagi kaum ibu juga mendapat tunjangan. Bahkan asalkan bisa membuktikan tidak rumah, pemerintah daerah dengan segala upaya meminjamankan rumah gratis bisa jadi seumur hidup. Jaring pengaman sosial di Inggris ada yang sifatnya permanen tapi ada pula yang sementara. Seperti tunjangan cari kerja maka sesudah bekerja makan akan hilang. [caption id="attachment_114269" align="aligncenter" width="640" caption="Kantor pelayanan terpadu sebuah Council atau Kodya di London timur yang melayani soal tunjangan sosial (Foto:Asep)"][/caption]

Bahkan kalau keluarga Anda penghasilan tidak cukup untuk kontrak rumah makan pemerintah daerah akan mencarikan upaya dapat gratis. Jika keluarga Anda gaji rendah meski sudah bekerja suami-isteri, banyak tunjangan lainnya tersedia asalkan memenuhi syarat. Semuanya sudah tercantum dan semuanya hampir bisa dikatakan bebas pungli. Menurut pengamatan sementara birokrasi dan orang-orang bisa bekerja dengan tertib maka tunjangan sosial ini lebih banyak memberikan manfaat. Memang ada beberapa kasus yang mencoba mengakali sistem negara kesejahteraan ini atau welfare state namun dalam banyak kasus mereka yang curang terbongkar akhirnya. Pengadilan lah yang kemudian akan memutuskan berapa tahun penjara yang harus dijalaninya. ****

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun