Pucuk-pucuk daun Desember,
gugur di penghujung tahun,
beberapa lembarannya tercecer ke halaman rumah kita,
ada yang sempat kita simpan sebagai catatan perjalanan,
bahwa kita pernah berada pada jantung Desember ini,
merasakan degupnya mengalir ke seluruh nadi.
Diam-diam angin datang tanpa berita,
bulan tersenyum samar,
matanya basah berkabut,
sebentar lagi pagi tiba di teras rumah kita, sementara di beranda kita masih asyik bercerita.
Kusadari aku tak pandai menghargai waktu, kuakui gagal memaknai masa tersedia,
aku melalaikan kan setiap kesempatan yang tersedia.
Kini desember dengan mata yang basah meninggalkan kita,
tak memberi kesempatan lagi untuk berbenah, kenangan yang akan jadi tuntutan tanggung jawab atas waktu yang terbuang sia-sia,
ada yang tanggal dari perasaan kita,
tersisa sesal atas semua langkah hampa.
@salam dari Asep Nurjamin di Bumi Guntur Melati