Mohon tunggu...
Asep Nurjamin
Asep Nurjamin Mohon Tunggu... Dosen - suka menulis dan membaca puisi

Sedang berusaha untuk menjadi orang baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Wahai Ibu, Relakah Anakmu Dididik Pembantu?

13 Agustus 2018   15:14 Diperbarui: 13 Agustus 2018   15:23 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pixabay.com/

Siapa yang mendidik anak kita di rumah?

Ketika ibu harus berangkat kerja setiap hari, siapakah yang menemani anak kita di rumah?

Percayakah kita pada pembantu?

Tahukah Anda apa yang dilakukan pembantu kepada anak kesayangan kita? Bagaimana anak kita diperlakukan pembantu? Yakinkah dia akan diperlakukan dengan baik? Apa yang membuat Anda percaya kepada pembantu?

Karena kesibukannya, banyak keluarga yang terpaksa harus menyerahkan sebagian hak pengasuhannya kepada pembantu. Sejak pagi hingga malam, anak bergaul dengan pembantu. Jangan berpikir bahwa anak kita akan steril dari pengaruh pembantu. Ingatlah bahwa hakikat dari pendidikan itu adalah "pergaulan".

Melalui proses pergaulan itu terjadilah proses peniruan. Anak kita akan menjadikan sikap dan perilaku pembantu sebagai model tingkah lakunya. Disadari atau tidak, pembantu akan berada dalam posisi sebagai "orang dewasa" yang menjadi sumber tilikan bagi anak kita. Tentu saja, tidak semua yang ada pada pembantu sesuai dengan yang diharapkan.

Di samping itu, perlu dipikirkan pula, bagaimana anak kita diperlakukan. Apakah pembantu akan memperlakukan anak kita dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang?

Tunggu dulu. Apakah pembantu kita paham akan makna pendidikan dan cara mendidik? Ingatlah, bahwa sebagian besar pembantu didatangkan langsung dari kampung. Kebiasaan dan gaya hidup mereka tentu sangat berbeda dengan gaya hidup kita. Oleh karena itu, ada kemungkinan mereka mengalami shock culture, perubahan budaya yang belum tentu berpengaruh baik terhadap perilakunya.

Kalau begitu, apakah anak kita akan tumbuh dan berkembang sebagaimana yang kita harapkan? Jika yang intensif bergaul dengan dia, artinya yang membentuk karakternya itu bukan kita, sebaiknya kita tidak berharap banyak darinya.

Karenanya, jika tidak terpaksa, jangan serahkan pengasuhan anak kita, buah hati kita, cita-cita masa depan kita kepada orang yang tidak layak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun