Kautulis sebaris puisi lalu kaukirim padaku,
aku merenung membacanya berulang-ulang,
mencoba memahami setiap tanda yang kautera,
hanya isyarat yang senyap
Kautulis sebaris puisi,
tapi tak utuh kupahami, kutangkap sebagai fragmentasi kata hatimu yang kelu,
simbol-simbol yang bisu, membuka angan pada cakrawala remang-remang,
makna yang tak jitu,
tafsir yang keliru,
dan kita tetap berada dalam jarak ketidakpahaman.
Kautulis selarik puisi, beri aku kesempatan untuk memahaminya,
pahamkan aku akan apa yang kauinginkan,
apa yang sebenarnya tak ingin kulakukan,
aku bosan jadi orang asing yang tak saling memahami.
Kutulis selarik interpretasi,
hasil mengais remah-remah makna yang kudapat,
berita perjalanan dari pemahaman dangkal,
tentu tak sampai terurai teperinci,
tapi perasaan kasih telah terkoneksi dari hati ke hati.