Mohon tunggu...
Asep Meshuri
Asep Meshuri Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis Itu Aktivitas Sunyi

Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Surat Untuk Kepala Desa Labuhan

1 Maret 2020   01:07 Diperbarui: 1 Maret 2020   01:43 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melalui Kompasiana, saya ingin berkirim pesan untuk kepala desa Labuhan, Bapak Jawahir. Semoga beliau membaca dan cepat merespon pesan ini. Desa Labuhan berada dalam kecamatan Sreseh, di mana kecamatan Sreseh ini salah satu kecamatan yang berada di kabupaten Sampang, Madura. Desa Labuhan adalah tempat di mana saya dilahirkan dan dibesarkan.

Singkat cerita, sebenarnya ada satu hal yang saya ingin ada dalam desa saya, yaitu aktivitas literasi. Sampai hari ini,  saya melihat, desa saya ini sangat miskin dengan yang namanya aktivitas literasi. Di sana tidak ada ruang untuk masyarakat---khususnya anak-anak sekolah---untuk melakukan aktivitas literasi.

Aktivitas literasi yang saya maksud adalah aktivitas membaca. Mungkin yang sudah seperti banyak orang tau, aktivitas membaca ini sangat penting. Di zaman sekarang, kalau kita tidak banyak membaca, kita akan tertinggal. Sebenarnya, saya  teringin di desa saya ada sebuah tempat, di mana tempat itu menyediakan buku-buku untuk dibaca dan dipinjamkan pada masyarakat, khususnya anak-anak sekolah.

Saya tau, kalau minat membaca di negeri ini sangat rendah. Saya juga meyakini masyarakat, bahkan anak-anak sekolah di desa saya, cenderung malas membaca. Jangankan membaca, mungkin menatap buku saja sudah malas. Anak-anak sekarang cenderung lebih memilih bermain game dibandingkan melakukan aktivitas membaca. Dan, menurut saya, aktivitas bermain game tidak ada manfaatnya. Game juga membuat kita kecanduan dan lupa waktu.

Anak-anak sekarang juga cenderung lebih memilih membaca di gadget. Padahal terkadang berita yang ada di gadget-nya itu tidak benar, lain kalau misalnya kita membaca di buku. Membaca di gadget juga cenderung membuat kita tidak setia dengan bacaan-bacaan kita. Kita mudah teralihkan ketika, katakanlah mendapatkan sebuah WhatsApp dari sang pujaan hati. Berbeda kalau kita membaca di buku, kita akan fokus dan setia dengan bacaan-bacaan kita. Dan, satu lagi, layar gadget membuat mata kita rentan rusak, berbeda kalau kita membaca buku.

Permasalahan yang saya uraikan di atas secara lebih luas adalah permasalahan di negeri ini. Kita cenderung berkecimpung dengan gadget daripada dengan teks-teks buku. Saya sering kali membayangkan, seandainya di desa saya disediakan tempat untuk membaca dan meminjamkan buku-buku untuk masyarakat. Sehingga, waktu sore atau malam hari dan weekend ada tempat buat anak-anak untuk membaca. Mungkin dengan itu anak-anak di sana lambat laun menyukai aktivitas membaca. Anak-anak juga bisa berdiskusi di sana, selain membaca.

Saya akan coba menyebutkan tiga manfaat fundamental dalam membaca buku:

  • Menambah wawasan

Dengan kita membaca buku, kita akan memiliki pikiran yang luas dan terbuka. Kita akan mengetahui persoalan-persoalan di masa lampau. Kita juga akan banyak mendapatkan inspirasi dari hasil bacaan-bacaan kita dan imajinasi kita pun akan semakin terasah.

  • Memiliki hubungan sosial yang tinggi

Kegemaran membaca buku dapat membuat orang memiliki kepedulian sosial dan rasa empati yang lebih tinggi. Tidak percaya? Silahkan dicoba.

  • Memudahkan kita dalam menulis

Omong kosong orang bisa menulis tanpa membaca. Aktivitas menulis tidak akan bisa terlaksana kalau kita tidak banyak membaca. Biasanya kalau orang sudah banyak membaca ia pasti akan menulis. Dengan membaca kita akan mendapatkan sebuah ide atau inspirasi

Begitu penting dan banyaknya manfaat dari membaca. Membaca juga banyak merubah hidup seseorang sebab termotivasi dari apa yang ia baca. Maka dari itulah, saya menginginkan adanya ruang aktivitas membaca di desa saya. Dengan adanya ruang itu, anak-anak nantinya akan terbiasa membaca buku sedari dini, itu akan memperluas wawasan dan meningkatkan ketajaman berpikirnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun