Mohon tunggu...
Asep Imaduddin AR
Asep Imaduddin AR Mohon Tunggu... Guru - Berminat pada sejarah

Alumnus PP Darussalam Ciamis dan Sejarah UPI. Bergiat di Kolektif Riset Sejarah Indonesia. asepdudinov@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Hikmah Pandemi dan Tetap Produktif Bersama Tri

6 Juli 2020   07:53 Diperbarui: 6 Juli 2020   08:05 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pada mulanya awal Maret 2020. Ketika tiga orang yang berdomisili di Depok diidentifikasi sebagai kasus pertama Covid19 di Indonesia, saya sedang bertugas sebagai proktor ujian akhir madrasah berstandar nasional berbasis komputer. Pada saat mendengar itu, saya tenang-tenang saja. Rasa was-was sih ada, namun tentu saja tak boleh berlebihan.

Kebetulan di laboratorium komputer sekolah, saya selalu memantau pergerakan Covid19, sejak Januari 2020, saat virus ini masih di Tiongkok lewat internet. Saya sendiri yakin bahwa pemerintah akan bekerja cepat dan keras untuk mengatasi pandemi Corona ini.

Saat awal Corona masuk ke Indonesia itu, madrasah kami mengadakan ujian sekolah seperti biasa dan masuk sekolah kembali untuk kelas level bawah. Tak ada tanda-tanda bahwa mulai pertengahan Maret 2020, tepatnya di tanggal 16, kami sebagai guru memulai sebuah konsep baru yang tak terbayangkan sebelumnya: Bekerja dari rumah. Bahasa kerennya: Work From Home. Yang jelas saya masih ingat dua hari sebelumnya yakni 14 Maret 2020. Ketika itu saya bertindak sebagai pembina Apel Pramuka.

Entah kenapa pada apel Pramuka itu, saya menyampaikan amanat surat edaran dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang intinya bahwa Covid19 adalah virus baru yang belum ada obatnya. Harus diam di rumah untuk memotong penyebaran virus yang semakin massif. Sering cuci tangan dan tidak keluar rumah apabila tidak mempunyai kepentingan mendesak.

Ndilalahnya, hari Minggu tanggal 15 Maret 2020, pesan di grup sekolah, grup teman alumni kuliah dan lain-lain berseliweran pesan bahwa sekolah dilakukan secara daring alias online. Untuk sementara waktu tak boleh ada kontak fisik.

Saya menghela nafas. Agak gugup juga bagaimana strategi yang harus dilakukan agar bisa tetap produktif selama di rumah saja. Di sekolah waktu normal, saya melakoni fungsi sebagai guru mata pelajaran sejarah, sebagai wali kelas, dan pembina Pramuka. Dan kini, itu semua mesti berganti secara daring. Belum lagi kerjaan sampingan sebagai pedagang toko buku di sebuah market place. Ditambah dua anak saya masih bersekolah dasar, yang juga akan menjalani belajar dari rumah.

Sejak tanggal 16 Maret 2020 itulah kami memulai cara baru. Suatu cara yang mesti #KalahkanJarak, kalahkan kebosanan, kalahkan kerinduan, dan mengarungi rutinitas dengan cara yang tak biasa. Namun, tetap mengarah pada bentuk produktivitas yang harus dilakukan agar waktu tak dimakan kesia-siaan.

Dr. Muhammad Faisal dalam salah satu postingan di Instagramnya mengatakan bahwa 'Time is Money' akan menjadi istilah yang kadaluarsa. Istilah itu akan berganti dengan produktivitas, utilitas, kreativitas 'is money'. Dunia kerja akan dinilai bukan lagi berdasarkan waktu kerja, tetapi berdasarkan hasil.

Prediksi Dr. Muhammad Faisal boleh jadi benar, karena selama pandemi, sebagian dari kita bisa tetap produktif walau bekerja dari rumah. Bahkan mungkin saja poduktivitasnya akan berlebih karena dengan bekerja di rumah, otaknya bisa lebih rileks dan mengeluarkan energi kreatif dengan berlipat ganda. Tak dikejar-kejar dengan finger print dan hantu macet di jalan.

Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan jaringan 3 Indonesia dengan segala layanannya lewat produk AlwaysOn yang memanjakan kita. Jaringan 3 Indonesia yang terus berproses menuju paripurna dengan segala kesigapannya, dijamin akan menghalau gangguan konektivitas.

Beruntungnya saya. Barangkali sudah lebih dari lima tahun memakai nomor dengan jaringan 3 Indonesia. Awalnya, istri saya-sudah pakai jaringan 3 Indonesia sejak 2009-sih yang mendesak-desak agar memakai nomor Tri dengan alasan sinyalnya kuat dan bagus. Sebagai suami yang baik, saya patuh saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun