Mohon tunggu...
Asep Bahtiar Pandeglang
Asep Bahtiar Pandeglang Mohon Tunggu... Wiraswasta - bahtiar.net

Baca buku

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Pesona Reruntuhan Keraton Kaibon, Banten Lama

13 Februari 2016   04:57 Diperbarui: 14 Februari 2016   21:49 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="wajah samping"][/caption]

Bagi yang berdompet pas-pasan, berwisata melihat sisa-sisa peradaban dunia tidak perlu jauh-jauh ke Kota Petra Yordania, Roman Theater, Kuil Dionysus Yunani, Pelengkung Titus Romawi. Di Indonesia sendiri terdapat banyak situs-situs bersejarah yang patut dikunjungi, mempelajari kearifan lokal dan budayanya yang mempesona dan fantastis. Selain ada Candi Sukuh di kaki Gunung Lawu, situs Batujaya Rengasdengklok, Candi penataran di Nglegok Blitar. 

Tidak jauh dari kota Jakarta, tepatnya di Kota Tua Banten Lama, terdapat sisa reruntuhan Kraton Kaibon yang masih memperlihatkan eksotisnya yang jarang diketahui publik. Menurut para ahli sejarah, dahulu Kraton Kaibon merupakan istana tempat tinggal Ratu Aisyah, ibu dari Sultan Syaifuddin, dibangun pada tahun 1815 Masehi, Kraton Kaibon disinyalir menjadi kraton kedua di Banten setelah berdirinya Keraton Surosowan yang saat itu dijadikan pusat pemerintahan para Sultan Banten.

 [caption caption="palang peraturan kaibon"]

[/caption]

 [caption caption="pagar Kaibon"]

[/caption]

[caption caption="sisa reruntuhan bekas taman dan kamar"]

[/caption]

 [caption caption="Kraton Kaibon mushola lihat dari belakang"]

[/caption]

Kraton Kaibon berada dijantung kota Banten Lama, berjarak satu KM dari menara terkenal Banten, dahulu terdapat taman, kamar-kamar, kolam pemandian dan Musholah, sayangnya Pada tahun 1832 M, Kraton ini dihancurkan oleh pihak penjajah belanda yang dipimpin oleh Jendral Daen Dels selaku gubernur VOC. Kraton Kaibon sendiri saat ini sudah menjadi reruntuhan dan berupa puing-puing bersejarah. Kaibon, menurut para ahli sejarah diartikan dengan Keibuan, artinya keraton ini diperuntukan sebagai kediaman ibunda sultan Syafiudin, yakni Ratu Aisyah guna mengasuh sang sultan Syafiudin yang saat itu masih berusia 5 tahun.

 [caption caption="mushola dalam"]

[/caption]

 [caption caption="mushola dalam"]

[/caption]

 [caption caption="air menggenang"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun