Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jatuh Cinta Itu Rasa, Bangun Cinta Itu Cara

16 Mei 2025   14:29 Diperbarui: 16 Mei 2025   17:14 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jatuh Cinta vs Bangun Cinta (Sumber: edit_canva.com/dream-lab)

(Seri "Tafsir Rasa" - Esai Kesepuluh)

Antara rasa yang datang tiba-tiba dan keputusan yang terus diperjuangkan setiap hari.

Kita sering bicara tentang jatuh cinta, tentang degup jantung yang tak terduga, saat tatapan pertama yang membuat dunia terasa lebih terang, atau percakapan singkat yang tiba-tiba membuat hati berdebar. Jatuh cinta memang manis. Mendebarkan. Bahkan sering kali terasa seperti "panah" sihir.

Tapi ada sisi lain yang jarang dibicarakan: bangun cinta.
Bukan yang menggetarkan di awal pertemuan, tapi yang tetap bertahan di tengah sunyi.
Bukan yang membuatmu melayang tinggi, tapi yang membantumu tetap berpijak.

Banyak orang bisa jatuh cinta. Tapi hanya sedikit yang mau belajar membangun cinta.

"Jatuh cinta" terdengar indah, bahkan menggairahkan. Ia datang tiba-tiba, seperti hujan pertama setelah kemarau. Membuat hati mekar, harapan tumbuh, dan segalanya terasa mungkin. Tapi justru karena datangnya tanpa sadar, kita sering tak siap dengan arah jatuhnya. Kita bisa tersenyum sepanjang hari, tapi juga bisa jatuh terlalu dalam, hingga tak tahu cara naik lagi.

Jatuh cinta ibarat tersandung harapan. Manis, tapi bisa menyesakkan. Kita terlalu terpikat oleh pesona awal, tanpa sempat bertanya: apakah kita siap bertahan, atau hanya mampir sebentar?

Berbeda dengan jatuh cinta, membangun cinta adalah kerja harian. Ia tidak meledak seperti kembang api, tapi menghangat pelan seperti cahaya pagi cerah. Tidak datang dengan janji manis, tapi dengan kehadiran yang konsisten. Bangun cinta bukan tentang jatuh berulang kali, tapi tentang memilih berdiri bersama, bahkan saat dunia tidak lagi ramah. Ia butuh waktu, butuh kompromi, dan butuh keberanian untuk jujur, tentang kekurangan, bukan hanya kelebihan.

Cinta yang dibangun bukan berdiri di atas ilusi, tapi di atas kenyataan. Yang kadang letih, kadang sepi, tapi tak pernah berhenti dipilih.

Kita hidup di zaman di mana cinta bisa datang lewat swipe kanan. Kita bisa merasa cocok setelah lima menit bertukar pesan, tapi juga bisa kehilangan arah hanya karena tiga hari tanpa kabar. Banyak yang bilang, "dia terlalu cepat bosan", atau "dia tak bisa komitmen". Tapi mungkin masalahnya bukan itu. Mungkin kita memang belum belajar membangun cinta. Kita hanya tahu bagaimana jatuh, bukan bagaimana tetap bertahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun