Mohon tunggu...
asep gunawan
asep gunawan Mohon Tunggu... Pengabdi di Kabupaten Kepulauan Sula

ASN adalah jalan pengabdian, Menulis adalah jalan introspeksi pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ramadan Hemat, Finansial Sehat: Bijak Mengatur Keuangan di Tengah Defisit APBN

15 Maret 2025   23:35 Diperbarui: 26 Maret 2025   19:04 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kantong Kosong (Sumber: pexels.com/id-id/foto/pria-laki-laki-lelaki-tangan-7927424

Rasulullah saw pernah bersabda:

"Dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lihatlah orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat orang yang berada di atas kalian, karena hal itu lebih nyata membuat kalian tidak menganggap rendah nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kalian." (Muttafaq 'alaih).

Ramadan selalu datang membawa berkah, kehangatan keluarga, dan ... tentu saja ... godaan pengeluaran yang lebih besar dari biasanya. Dari takjil berlimpah yang menggoda di setiap sudut jalan hingga baju baru yang rasanya wajib untuk menyambut Lebaran, tanpa kita sadari, Ramadan kerap menjadi masa di mana dompet berpuasa lebih lama daripada pemiliknya.

Namun, tahun ini ada tantangan tambahan: APBN Indonesia sedang mengalami defisit sebesar Rp. 31,2 triliun hanya dalam dua bulan pertama 2025. Dengan kata lain, bukan cuma kita yang harus berhemat, tetapi negara pun sedang mengencangkan ikat pinggang. Kalau APBN saja bisa tekor, kita yang masih menunggu THR jangan sampai ikut-ikutan boncos di awal bulan dan menangis di tanggal tua. Dan, yang kita takutkan hari ini adalah, kita pulang mudik tidak akan bawa oleh-oleh!

Saatnya kita kembali ke esensi Ramadan: kesederhanaan, berbagi, dan kebijaksanaan dalam mengelola rezeki. Mengurangi pengeluaran berlebihan bukan berarti mengurangi kebahagiaan. Justru, dengan lebih bijak mengatur keuangan, kita bisa menikmati Ramadan dengan lebih tenang tanpa khawatir rekening mendadak istighfar di akhir bulan.

Jadi, bagaimana caranya menjalani Ramadan yang tetap berkah tanpa bikin kantong jebol?

Tradisi Konsumtif Ramadan: Antara Kebutuhan dan Keinginan

Ramadan sejatinya adalah momen refleksi, kesederhanaan, dan meningkatkan kesadaran spiritual. Namun, realitanya? Justru sering kali menjadi ajang konsumsi besar-besaran. Mulai dari berbuka dengan aneka takjil dan hidangan yang melimpah ruah, hingga belanja pakaian baru seolah wajib hukumnya. Belum lagi dorongan untuk membeli perlengkapan rumah tangga serba baru agar suasana Lebaran terasa lebih meriah.

Fenomena ini sebenarnya tidak lepas dari budaya dan kebiasaan sosial yang telah mengakar. Buka puasa bersama hampir setiap malam, diskon besar-besaran di pusat perbelanjaan, hingga tradisi membawa oleh-oleh saat mudik, semuanya seolah menjadi checklist yang harus dipenuhi. Tidak sedikit orang yang rela merogoh kocek dalam-dalam, bahkan berutang, demi menjaga gengsi atau sekadar mengikuti tren.

Di tengah kondisi ekonomi yang sedang sulit, di mana APBN pun mengalami defisit hingga puluhan triliun rupiah, sudah saatnya kita bertanya: apakah semua ini benar-benar kebutuhan atau hanya keinginan semata? Ramadan seharusnya menjadi momen untuk mengendalikan diri, bukan justru menjadi ajang pesta belanja tanpa batas. Jika kita mampu menahan lapar dan haus selama berjam-jam, bukankah kita juga seharusnya bisa menahan diri dari pengeluaran yang tidak perlu?

Mari kita mulai membedakan mana yang benar-benar penting dan mana yang sekadar keinginan sesaat. Dengan begitu, kita bisa menjalani Ramadan yang lebih bermakna, tanpa harus khawatir isi dompet terkuras sebelum Lebaran tiba.

Kondisi Ekonomi Indonesia dan Defisit APBN
Dalam dua bulan terakhir, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit. Hal ini menunjukkan bahwa pengeluaran negara lebih besar dibandingkan pendapatannya. Faktor seperti ketidakstabilan global, inflasi, serta beban subsidi energi menjadi penyebab utama kondisi ini. Dengan ekonomi yang sedang tidak stabil, masyarakat perlu lebih waspada dalam mengatur keuangan, terutama selama Ramadan dan Lebaran.

Strategi Ramadan Hemat dan Finansial Sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun