Tuntutannya bagaimana para guru bisa memilah yang pelajaran ini lebih mudah untuk dipahami, pelajaran ini lebih susah. Maka bisa dipisahkan yang lebih mudah dipahami itu dilaksanakan secara online dan yang lebih susah secara tatap muka.
Apresiasi pada guru-guru yang kini sudah mulai kreatif dalam menyuguhkan konten pembelajaran. Kreativitas tersebut diharapkan bisa menghasilkan konten belajar yang bermutu bagi para peserta didik. Namun demikian, ada pendidikan karakter, pembiasaan baik, praktek, keterampilan, yang mungkin tidak akan ditemukan saat PJJ.Â
Artinya, kondisi ini memberikan pembelajaran bahwa peran guru tak tergantikan dalam pendidikan tatap muka. Senyatanya kehadiran guru secara fisik dan kontak dengan siswa, harus tetap ada untuk pembinaan karakter dan kedisiplinan. Harus diakui, ada kebiasaan-kebiasaan baik yang tidak bisa dipisahkan dari kehadiran guru.
Keniscayaannya jika setahun lebih PJJ saat pandemi, kita harus sudah punya formulasi yang tepat untuk menjalankan sistem pembelajaran online yang baik. Sebuah persoalan mendasar yang dengannya sebuah pendidikan dapat berjalan sebagaimana mestinya serta hasil yang sesuai dengan harapan sekalipun di tengah situasi krisis.
Sisi lainnya, pembelajaran yang disampaikan secara penuh di kelas konvensional sebenarnya tidak lagi relevan untuk kebutuhan masa depan dalam menyiapkan lulusan untuk menghadapi jenis pekerjaan baru, ilmu pengetahuan tidak cukup hanya ditransformasikan di dalam kelas-kelas pertemuan.
Alhasil, jika harus PTM maka sekolah harus aman bagi guru, siswa dan semua warga sekolah. Jelaslah aspek kesehatan dan keselamatan siswa dan para guru lebih utama dari hanya sekedar untuk masuk sekolah, semoga PTM bisa dilaksanakan dengan aman, nyaman, tenang, dan tanpa rasa waswas..Aamiin.