Mohon tunggu...
Asep Totoh Widjaya
Asep Totoh Widjaya Mohon Tunggu... Dosen - Keep Smile and Change Your Life

Guru SMK Bakti Nusantara 666-Kepala HRD YPDM Bakti Nusantara 666 Cileunyi Kab.Bandung, Wakil Ketua BMPS Kab. Bandung, Dosen di Universitas Ma'soem, Konsultan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjadi Santri

22 Oktober 2020   14:00 Diperbarui: 22 Oktober 2020   15:30 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Santri Berprestasi, Sebelum Pandemi (Dok. pribadi)

PARA santri di seluruh Indonesia, setiap tanggal 22 Oktober memperingati Hari Santri Nasional berdasarkan Kepres Nomor 22 Tahun 2015. Biasanya ribuan pesantren dan jutaan santri sibuk mengadakan berbagai kegiatan keagamaan dan ritual khusus mengisi Hari Santri tersebut, Mulai dari kegiatan mengaji di majelis taklim, menggelorakan sholawat hingga tabligh akbar.

Di tengah pandemi Covid-19, merayakan Hari Santri Nasional tidak dapat dilakukan sama persis seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Perubahan perayaan ini dilakukan demi mencegah penyebaran virus Corona yang sampai saat ini masih belum berakhir.

Peringatan Hari Santri Nasional 2020 "Santri Sehat Indonesia Kuat" masih dapat digelar dengan memperhatikan protokol kesehatan. Seluruh pelaksanaan peringatan Hari Santri 2020 disesuaikan dengan kemampuan masing-masing, mengedepankan prinsip-prinsip kesederhanaan dan kekhidmatan, dengan tetap berpedoman pada Protokol Kesehatan dalam rangka pengendalian dan pencegahan Covid-19.

Sejarah telah mencatat pesantren sebagai institusi pendidikan Islam paling tua yang mengakar kuat dalam peradaban bangsa Indonesia. Sejak tujuh abad lalu atau mulai abad ke-15, pesantren hadir sebagai manifestasi dari perjumpaan sinergis antara ajaran "Islam dan kearifan nasional". Pesantren merupakan lembaga keagamaan sekaligus lembaga pendidikan yang sangat khas Indonesia dan kaya budaya. Pesantren pun dapat bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan zamannya, dan mengalami perkembangan pesat dan transformasi dari masa ke masa.

Jumlah perkembangan pesantren yang ada di Indonesia. Ada dua sumber yang dituliskan oleh Gus Dhofir (2018). Pertama, berasal dari peneliti pendidikan Islam dari Jerman, Manfred Ziemek mengutip temuan UNESCO yang mengatakan pada 1954 tercatat ada 53.077 pesantren di seluruh Indonesia. Kedua, Pusat Pengembangan Penelitian dan Pendidikan Pelatihan (P-5) Kementerian Agama pernah melakukan rilis bahwasannya jumlah pesantren di 33 provinsi di seluruh Indonesia mencapai 28.000 pesantren dengan jumlah santri mencapai 3,85 juta jiwa.

Keberadaan pesantren memiliki keunikan tersendiri, pesantren memiliki sistem kehidupan tersendiri yang dijalankan kiai dengan keterlibatan masyarakat sekitar. Kehadiran pesantren memiliki pertautan dengan kehidupan masyarakat dan melahirkan hubungan timbal balik. Patut diakui jika ketokohan kiai yang menjadi panutan pun tidak lahir begitu saja, tetapi ikut terlibat dalam pengembangan komunitas sosial masyarakat. Kiai tidak hanya dimintai pendapat tentang hal keagamaan, tetapi juga dalam soal tatanan, kesehatan, kesenian, ekonomi, dan sebagainya.

Selanjutnya selain berperan strategis dalam transfer keilmuan dan pelestarian nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, pesantren juga berfungsi sebagai pusat pendalaman dan penguasaan ajaran agama (tafaqquh fi ad-din), melestarikan tradisi, kaderisasi ulama serta umaro bagi umat dan bangsa.

Pun diakui jika pondok pesantren mempunyai peran penting dalam pembangunan perekonomian nasional, hal tersebut jika dilihat dari jumlah pondok pesantren dan jumlah santri yang mayoritas ialah generasi muda berpendidikan, memiliki integritas dan mental yang tangguh. Senyatanya keberadaan pondok pesantren memiliki peran sebagai agen pembangunan yang sangat penting dan strategis dalam mengembangkan sumber daya masyarakat di perdesaan sehingga menjadi sarana penting dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Kata santri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti (1) orang yg mendalami agama Islam; (2) orang yang beribadat dengan sungguh-sungguh (orang yg saleh); (3)Orang yang mendalami pengajiannya dalam agama islam dengan berguru ketempat yang jauh seperti pesantren dan lain sebagainya.

Dari segi metode dan materi pendidikan, pemaknaan kata 'santri' pun dapat dibagi menjadi dua. Ada 'Santri Modern' dan ada 'Santri Tradisional', seperti halnya juga ada pondok modern dan ada juga pondok tradisional. Sedangkan dari segi tempat belajarnya, ada istilah 'santri kalong' dan 'santri mukim'. Santri kalong adalah orang yang berada di sekitar pesantren yang ingin menumpang belajar di pondok pada waktu-waktu tertentu tanpa tinggal diasrama pesantren. Sedangkan santri mukim ialah santri yang menuntut ilmu di pesantren dan tinggal di asrama pesantren (kobong).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun