Mohon tunggu...
Asep Ilham
Asep Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis adalah cara untuk menuangkan berbagai pertanyaan dalam pikiran, lalu dijawab dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Kemiskinan Struktural, Kemiskinan yang Menjerat

12 Januari 2023   19:42 Diperbarui: 17 Februari 2023   19:36 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemiskinan merupakan masalah yang belum terselesaikan di Indonesia/Foto: Kaltimtoday.co

Faktor Penyebab Kemiskinan Struktural

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan struktural di Indonesia mengutip dari ngomongin uang, setidaknya terdapat tiga faktor penyebab diantaranya yaitu:

1. Pola pikir dan pola kehidupan yang keliru

Faktor pertama adalah pola pikir dan pola kehidupan yang keliru, hal ini sering terjadi di masyarakat umum di Indonesia yang selalu pasrah terhadap kehidupan, dimana masih terdapat anggapan bahwa kemiskinan adalah takdir tuhan yang tidak bisa di ubah, sehingga dari anggapan ini timbulah sikap pasrah dan menerima nasib, tanpa ada usaha untuk memperbaiki keadaan.

Namun bukan berarti mereka pemalas, hanya saja mereka terlalu menyerah terhadap takdir, sehingga mereka cepat merasa puas terhadap sesuatu yang mereka dapatkan. Hal ini didasari pula oleh kondisi kehidupan yang ada disekitar mereka yang dianggap suatu kewajaran, lumrah dan sudah menjadi jalan hidup, itulah faktor pertama kemiskinan struktural dapat terjadi.

2. Sulitnya akses ke pendidikan yang berkualitas.

Kemiskinan menyebabkan seseorang sulit mendapatkan akses ke pendidikan yang berkualitas, karena akses terhadap pendidikan berkualitas di Indonesia sangatlah mahal, ketiadaan biaya dan infrastruktur yang belum merata membuat mereka yang memiliki perekonomian rendah bakal tersisihkan. Tersisihkan dalam hal ini yakni dengan bangunan sekolah yang kurang layak, akses ke sekolah sulit, dan guru yang mengajar pun terkadang kurang kompeten, yang menyebabkan belajar mereka menjadi tidak kondusif.

Walaupun kita tidak bisa pungkiri bahwa ada saja siswa yang rajin dan memiliki minat besar dalam belajar, serta ada juga guru yang memiliki dedikasi yang tinggi untuk mengajar murid-muridnya dengan baik, namun harus kita pahami bahwa hal-hal tersebut itu sangatlah jarang, ditambah karena perekonomian mereka kurang baik akhirnya banyak diantara mereka yang memutuskan untuk tidak lanjut sekolah dan lebih baik bekerja untuk membantu perekonomian orang tua, dan ketika mereka berhenti sekolah, kompetensi yang mereka miliki pun rendah, dan kompetensi yang rendah, menghasilkan produktivitas yang rendah, dan akhirnya pendapatannya pun ikut rendah. Seperti itulah yang terjadi ketika kita memiliki pendidikan rendah yang pada akhirnya ketika bekerja menghasilkan pendapatan yang rendah, memutar dilingkaran setan seperti itu saja. Jadi faktor tersebut menyebabkan kemiskinan struktural terjadi di masyarakat.

3. Keterbatasan akses pada Sumber Daya

Faktor terakhir penyebab kemiskinan struktural adalah keterbatasan akses terhadap sumber daya. Keterbatasan terhadap hal ini akan mengakibatkan biaya hidup menjadi mahal, pernah dengar perkataan bahwa menjadi orang miskin biayanya lebih mahal daripada menjadi orang kaya.

Perkataan ini tidak salah karena keterbatasan akses terhadap sumber daya mengakibatkan pembiayaan lebih tinggi misalnya akses terhadap perbankan, orang yang perekonomiannya baik akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari bank dengan bunga yang lebih kecil, karena orang dengan perekonomian baik, memiliki sesuatu yang dapat dijaminkan sebagai syarat peminjaman, sedangkan orang yang perekonomiannya rendah tidak dapat memenuhi syarat peminjaman karena salah satunya tidak ada sesuatu yang dapat menjadi jaminan kepada pihak bank, sehingga pihak bank enggan untuk meminjamkan dan pada akhirnya orang dengan perekonomian rendah terjebak terhadap peminjaman ilegal contohnya peminjama online (pinjol) atau Rentenir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun