Mohon tunggu...
Asa Rahmadi
Asa Rahmadi Mohon Tunggu... Atlet - Laki-laki

Mahasiswa Kimia yang nggak kimia kimia banget

Selanjutnya

Tutup

Humor

Cara Buang Air Besar yang Baru

8 Juli 2020   00:54 Diperbarui: 8 Juli 2020   00:55 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Belum lama ini Indonesia mulai menyuarakan gerakan 'new normal' dan belajar hidup berdamai dengan virus corona seperti yang pernah dikatakan oleh Presiden Jokowi. Protokol kesehatan di berbagai bidang pun mulai disosialisasikan agar masyarakat dapat menjalani kehidupan yang penuh ancaman virus corona dengan sedikit rasa aman. Namun, ada satu yang menurut saya luput dari pandangan 'new normal' yaitu kegiatan buang kotoran.

Kegiatan buang kotoran atau yang biasa disebut berak tidak memiliki protokol kesehatan yang dijelaskan secara gamblang, padahal menurut saya hal ini sangat riskan karena penggunaan toilet umum dan toilet bersama di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan data yang dilansir dari BPS pada tahun 2018 hanya 55% masyarakat Indonesia yang menikmati akses sanitasi layak pakai, sisanya dapat kita simpulkan bahwa masih banyak yang menggunakan toilet bersama atau umum.

Kita tidak dapat mengetahui siapa dan dari mana saja orang-orang yang memegang gagang gayung dan pintu toilet. Kita juga tidak dapat mengetahui pantat siapa yang sudah menindih dudukan kloset ketika sedang buang hajat, dan banyak lagi yang tidak dapat kita ketahui mengenai pengguna toilet umum dan bersama.

Untuk itu perlunya penjelasan secara gamblang tentang protokol kesehatan penggunaan toilet dan di artikel ini akan diberikan gambaran kegiatan berak yang baru disertai protokol kesehatan berdasarkan jenis toiletnya.

Sebelum itu saya mengasumsikan rumah kos tanpa fasilitas kamar mandi dalam merupakan bagian dari pengguna toilet umum. Pertama dimulai dari toilet yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia yaitu toilet jongkok. Beberapa kebiasaan dari pengguna toilet jongkok yaitu menggunakan gayung yang sama, kaki menempel pada pijakan toilet, dan terkadang lupa membawa sabun untuk membersihkan sisa-sisa tokai yang masih menempel.

Dengan adanya 'new normal' kebiasaan tersebut harus sedikit dimodifikasi. Untuk itu perlunya membawa gayung pribadi setiap ada keperluan yang membutuhkan pengambilan air dari bak mandi, karena kita tidak pernah tahu bagaimana orang lain disaat menggunakan gayung, bisa saja gayungnya dibuat sebagai topi ketika sedang mandi. Selain itu, membawa ember sendiri juga disarankan agar kita yakin air yang digunakan untuk mandi atau berak berasal dari kran secara langsung, bukan dari sisa cipratan air hasil membilas badan dan daerah di sekitar pinggul kebawah.

Selanjutnya, memakai sandal di kamar mandi merupakan sebuah normal baru untuk kegiatan buang air besar. Memang sih rasa telapak kaki menempel dengan keramik pijakan kloset tidak pernah tergantikan, namun memakai sandal ke dalam toilet umum atau bersama harus dibiasakan agar mengurangi resiko kontaminan.

Terakhir untuk pengguna toilet jongkok, membawa sabun sendiri merupakan sebuah kewajiban yang tidak boleh dilupakan. Ketika sedang menggunakan toilet entah untuk berak ataupun kegiatan lainnya tangan kita akan bersentuhan dengan banyak hal seperti, gagang pintu toilet, kran air, dan ketika membersihkan daerah tertentu. Membawa sabun pribadi sangat krusial karena berkaitan dengan kebersihan tangan yang akan menyentuh banyak hal setelahnya.

Kedua adalah protokol kesehatan untuk pengguna toilet duduk. Toilet duduk kini mulai banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar dan di tempat umum seperti pusat perbelanjaan, kantor, kampus, dan banyak lagi lainnya. Toilet duduk sendiri memiliki banyak jenis, ada yang memakai bidet ada yang tidak, ada yang penutupnya memakai pegas ada yang tidak, tapi dari semua jenis toilet duduk yang ada kebanyakan masih dibuat jongkok oleh beberapa masyarakat Indonesia.

Toilet duduk memiliki protokol kesehatan yang lebih mudah dibandingkan dengan toilet jongkok. Hal tersebut dikarenakan kita tidak perlu membawa gayung sendiri ketika ingin menggunakannya. Namun perlu diingat juga, kita tidak pernah mengetahui siapa dan darimana saja orang-orang yang memakai toilet tersebut sebelum kita.

Maka dari itu untuk berjaga-jaga kita perlu membawa jet shower pribadi agar tangan kita terbebas dari infeksi virus corona, meskipun ada beberapa toilet duduk yang menyediakan bidet, namun pepatah mengatakan mencegah lebih baik daripada mengobati, maka sediakan jet shower pribadi sebelum buang kotoran. Membawa sarung tangan plastik juga merupakan sebuah solusi, namun akan menimbulkan dampak pencemaran lingkungan dikarenakan pemakaiannya yang hanya satu kali kemudian dibuang.

Ternyata lebih rumit daripada memwaba gayung pribadi ya. Selain itu, kita juga harus memastikan dudukan toilet bersih dari kontaminan, untuk itu membawa kanebo dan disinfektan merupakan sebuah keharusan agar yakin pantat kita menempel pada dudukan yang steril. Terakhir dan tidak kalah penting, membawa sabun pribadi dan handsanitizer merupakan kewajiban yang tidak boleh dilewatkan, mengingat sekarang handsanitizer sudah tidak selangka beberapa bulan lalu.

Mungkin itu gambaran sederhana mengenai protokol kesehatan kegiatan buang air besar. Semoga membantu dan tidak lagi menghalangi niat kita untuk mengeluarkan kotoran. Salam berak.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun