Mohon tunggu...
Hubertus Lajong
Hubertus Lajong Mohon Tunggu... Guru - a chemistry taecher
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar di pendidikan kimia Universitas palangka raya (UPR)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapakah Dirimu di Tengah Situasi Covid-19? Lalat atau Lebah

21 April 2020   21:16 Diperbarui: 21 April 2020   21:15 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
trisno1808.blogspot.com

memang kita tak pernah bosan untuk membahas tentang sikap kita ditengah pandemi penyebaran covid-19 ini. begitu banyak perdebatan pro dan kontra yang terjadi dikalangan masyarakat kita melihat beberapa kebijakan pemerintah dalam halam pencegahan penyebaran covid-19 ini hingga saling menyidir abaik antar lembaga maupun antar sesama manusia. 

melihat polemik itu saya kembali mengingat tentang mata si lalat dan mata si lebah.hingga ada sebagian orang yang mengatakan bahwa "manusia benar memiliki dua jenis mata yaitu mata si lalat dan mata si lebah, mata si lalat akan senantiasa mencari kotoran walaupun duduk ditaman bunga, tetapi mata lebah akan tetap mencari bunga walaupun duduk dikawasan sampah. 

seperti yang kita ketahui bahwa, ada salah satu perbedaan yang sangat spesifik diantara keduanya yaitu tentang menilai situasi dan kondisi sesuai dengan keberadaanya.kenyataan ini yang saya temui baik berupa video maupun tulisan disetiap akun media sosial yang mengulas tentang mata si lebah dan mata si lalat yang mana seakan -akan insan manusia memang benar adanya memiliki kedua mata tersebut, bahkan ada beberapa video yang mungkin tujuanya mau memotivasi kepada kita dan mengajak kita untuk hidup seperti halnya mata si lebah.

tetapi kali ini saya mencoba berbeda pandangan tentang hal itu, dimana bagi saya antara lalat maupun lebah sama-sama memiliki kelemahan dan kelebihan sama-sama memilki kebaikan dan keburukanyanya.

hemat saya; mata lebah juga berbahaya karena selepas menghisap madu dari sari bunga ia akan terbang dan mencari bunga yang lain untuk kembali menghisap madunya. pada masa yang sama menceritakan keburukan atau perbandingan sama bunga yang ditinggalkan demi menagih madu yang lain.

si lalat memang habitatnya pada kotoran atau boleh dikatakan sampah serta najis jamuan matanya, namun perlukah kita mempertikaikannya,dan juga sekotor kotornya lalat ia juga punya harga diri, ia juga manfaat seperti yang disebutkan dalam hadist nabi, bahwa lalat  lalat membawa racun pada saya bagian kiri dan membawa madu pada sayap bagian kanan.

jadi marilah kita untuk jangan hina untuk si lalat meskipun hidup dalam kotoran namun tidak mengaibkan makluk yang lain dan jangan lah terlalu menyanjung si lebah m eskipun hidup wangian dan bungaan sedangkan ia belum tentu menyenangkan insan yang lain,seperti kata pepatah ''habis mains hampas dibuang'' .,mengapa bunga harus layu ? setelah kumbang dapat madunya, mengapa kumbang ingkar janji ? setelah bunga tak lagi mekar.

maksud saya, menilai keburukan dan kebaikan sesorang bukan kita yang tentukan.,tetapi nilailah diri sendiri sebelum kita menilai orang lain

,karena si gondrong lebih mengetahui setiap hambanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun