Mohon tunggu...
Hubertus Lajong
Hubertus Lajong Mohon Tunggu... Guru - a chemistry taecher
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

belajar di pendidikan kimia Universitas palangka raya (UPR)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keharmonisan Keluarga di Tengah Pandemi Covid-19

21 April 2020   02:54 Diperbarui: 22 April 2020   01:34 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga adalah unit kelompok sosial terkecil dalam masyarakat. Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi tersendiri dan karena itu perlu ada kepala keluarga sebagai tokoh penting yang mengemudikan perjalanan hidup keluarga yang diasuh dan dibinanya.

Karena keluarga sendiri terdiri dari beberapa orang, maka terjadi interaksi antar pribadi, dan itu berpengaruh terhadap keadaan harmonis dan tidak harmonisnya pada salah seorang anggota keluarga, yang selanjutnya berpengaruh pula terhadap pribadi-pribadi lain dalam keluarga.Maka dari itu Keharmonisan dalam keluarga merupakan salah satu impian  bagi semua keluarga.

Keharmonisan keluarga adalah keluarga yang dapat mengantarkan seseorang hidup lebih bahagia, lebih layak dan lebih tentram.tercapainya keharmonisan itu bila ada Kasih sayang antara keluarga, Saling pengertian sesama anggota keluarga, Dialog atau komunikasi efektif yang terjalin di dalam keluarga namun ada beberapa hal yang sangat mungkin berpengaruh dengan keharmonisan keluarga itu sendiri salah satunya adalah kondisi ekonomi keluarga.

Kondisi ekonomi itulah yang sering diperdebatkan bagi semua keluarga yang tengah mejalaninya bahkan keadaan itu mampu keduanya bercerai,tetapi bukan soal perdebatan itu yang saya bahas di artikel ini tetapi bagaimana penyebaran covid-19 ini mampu merusak keharmonisan keluarga karena ekonomi.

Penyebaran covid-19 yang begitu cepat hingga keseluruh pelosok nusantara sungguh sangat meresah keadaan seluruh masyarakat Indonesia, resah bukan soal banyak nya jiwa yang melayang karena covid-19 akan tetapi resah dan gelisah karena hampir semua aktivitas dibatasi.keterbatasan aktivitas  ini lah yang membuat ekonomi keluarga tidak berkembang bahkan menurun hingga pudar.

Hal ini lah yang sangat di takuti jika virus yang tidak bermoral itu belum berhasil dicegah atau dimusnahkan. Tidak bisa dibayangkan  jika penyebaran covid-19 ini berlangsung 2-3 bulan kedepan entah apa yang terjadi bagi keharmonisan keluarga yang mungkin ekonominya bisa dikatakan pas-pasan tapi mudah-mudahan itu tidak terjadi.

Sekarang saja,dengan diterapkan kebijkan pemerintah yang mengharuskan warga dirumah aja, cukup banyak masyarakat yang sudah ngos-ngosan membiaya hidup keluarganya. Belum lagi jika, semua provinsi menerapakan semua kebijakan yang baru di keluarkan pemerintah pusat tentang PSBB(pembatasan social berskala besar) diberlakukan.

Itupun jika langkah  (PSBB)  itu berhasil menumpas penyebaran covid-19 di semua wilayah nusantara ini, namun bukan tidak mungkin langkah itu akan tidak berhasil jadi bisa saja karantina wilayah yang sering diperbincang kan akan tetap diterapkan oleh pemerintah pusat, mau tidak mau suka tidak suka.

Tetapi diakhir tulisan ini saya coba memotivasi bagi semua keluarga yang sekarang mungkin keharmonisanya mulai memudar. Jika kita menganggap penyebaran covid-19 sebagai pengahalang atau perusak keharmonisan keluarga kita, saya rasa itu salah akan tetapi marilah kita menganggap bahwa semua ini adalah cobaan atau ujian untuk kita mendewasakan diri,untuk kita lebih teliti lagi dalam melakukan aktivitas kita sehari-hari. 

arena Ketika kita menangis, bersedih, mengomel, menyalahkan keadaan itu bertanda kita belum dewasa namun begitu kita mampu menyelesaikan setiap masalah yang kita hadapi dengan baik maka kita semakin lebih dewasa. Jadi sambutanlah setiap masalah, cobaan, penderitaan dengan penuh suka cita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun