Mohon tunggu...
Ary Surya
Ary Surya Mohon Tunggu... Administrasi - Perjalanan 1000 Mil Diawali dengan Satu Langkah Kecil

Pernah kuliah di manajemen keuangan, lulus ilmu pemerintahan. Sekarang bikin dan jualan rumah sederhana sampai mewah serta nyambi jualan mainan & hobi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indeks Prestasi Manusia

21 Maret 2016   19:53 Diperbarui: 21 Maret 2016   20:04 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Miskin, ada satu teori siklus miskin di Indonesia yang saat ini masih belum bisa terpatahkan. Miskin lalu tidak bisa sekolah lalu tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang baik lalu mempunyai anak lalu tidak bisa menyekolahkan anaknya lalu anaknya tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang baik; begitu seterusnya.

Apa akar permasalahan dari kemiskinan tersebut? Salah satunya infrastruktur. Omong kosong jika faktor penyebab kemiskinan adalah karena para honorer belum diangkat jadi PNS. Karena ketika menjadi honorer, pasti berpendidikan baik, sesat pikir jika harus mengutamakan kesejahteraan para honorer ketimbang menggenjot pembangunan infrastruktur.

Anda bisa lihat di APBD bahkan sampai APBN, pengeluaran daerah/negara untuk anggaran belanja rutin 60 persen sisanya untuk pembangunan. Anggaran belanja rutin itu salah satunya adalah gaji pegawai negeri.

Infrastruktur menjadi akar permasalahan kemiskinan terikat kuat dengan kesehatan, pendidikan dan kemampuan daya beli masyarakat. Untuk bisa bisa sehat, masyarakat harus bisa dengan mudah mengakses fasilitas kesehatan, fasilitas kesehatan seperti puskesmas, posyandu dan rumah sakit. Untuk menjadi pintar, masyarakat membutuhkan fasilitas pendidikan. Fasilitas pendidikan ini erat kaitannya dengan infrastruktur jalan dan jembatan. Pernah lihat foto anak SD yang berakrobat melintas sungai diatas tali gantung untuk pergi ke sekolahnya?

Dengan jalan yang baik maka truk/angkutan umum bisa leluasa datang dan pergi, memudahkan masyarakat untuk menjual hasil pertaniannya, meningkatkan mobilitas perekonomian dan lain sebagainya. Lambat laun, akan meningkatkan kemampuan daya beli.

Korelasi antara jalan/jembatan dengan pendidikan sederhana sekali. Ketika angkutan umum atau bahkan kendaraan pribadi sukar untuk mengantarkan siswa ke sekolah sehingga mereka harus berjalan berjam-jam. Ketika siswa datang ke sekolah dalam keadaan lelah dan pulang kerumah tidak ada listrik. Kapan pintarnya?

Untuk memberantas kemiskinan dengan meningkatkan infrastruktur bukan wacana omong kosong belaka. Pernah dengan seorang perdana mentri mengundurkan diri gegara mati lampu satu jam. Satu jam sahaja padahal!

Ketika masyarakat sehat dipastikan akan giat bekerja dan rajin sekolah lalu pada akhirnya daya beli pun akan meningkat. Sebaliknya jika masyarakat sakit bagaimana akan giat bekerja dan rajin sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun