Mohon tunggu...
Ary Gunawan
Ary Gunawan Mohon Tunggu... Guru - Penikmat Buku, Pecinta Robotika, dan Pemerhati Pendidikan

Guru IPA SMP Muhammadiyah 3 Depok Founder TATAP MAYA dan Penggerak @belajaripa.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

FOMO, Bagaimana Menyikapinya?

6 Februari 2023   12:32 Diperbarui: 6 Februari 2023   13:22 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Design by Canva)

Ketergantungan terhadap  gawai dan interaksi media sosial menjadi persoalan baru di era digital ini. Penulis pernah merasakan "kehilangan" dan "kegelisahan" ketikan smartphone tertinggal atau tidak dibawa. Muncul kecemasan tertinggal informasi maupun melewatkan momen penting yang biasa diperoleh ketika googling, scrolling, dan aktivitas online lainnya. 

Hal yang penulis alami mungkin termasuk dalam FOMO, atau Fear Of Missing Out, adalah istilah yang mengacu pada ketakutan seseorang untuk melewatkan atau ketinggalan suatu kesempatan, acara, atau pengalaman. Ini sering terjadi di era digital saat ini, di mana orang dapat melihat melalui media sosial apa yang sedang terjadi dan dimana orang lain sedang berada.

Merangkum informasi yang penulis kumpulkan dari Chat OpenAI beberapa informasi penting terkait FOMO berhasil penulis peroleh. FOMO dapat membuat orang merasa tertekan dan cemas, terutama jika mereka merasa bahwa teman-teman atau rekan kerja mereka sedang mengalami sesuatu yang lebih menyenangkan. 

Dalam beberapa kasus, FOMO dapat menyebabkan orang membuat keputusan impulsif atau membuang waktu dan uang mereka pada hal-hal yang tidak sebenarnya penting bagi mereka.

Untuk mengatasi FOMO, penting untuk menyadari bahwa media sosial hanya memberikan pandangan yang terbatas dan tidak selalu mewakili kenyataan. Orang juga harus mempercayai diri mereka sendiri dan membuat keputusan yang tepat untuk diri mereka sendiri, bukan karena takut ketinggalan sesuatu. 

Terakhir, menemukan hobi atau kegiatan yang menyenangkan dan menyeimbangkan waktu dengan orang yang dicintai dapat membantu meminimalisasi efek negatif dari FOMO.

Hari Tanpa Gawai

Menurut data yang dirilis oleh We Are Social dan Hootsuite pada tahun 2021, orang Indonesia menghabiskan rata-rata sekitar 4 jam dan 12 menit per hari menggunakan internet, termasuk menggunakan smartphone, komputer, dan perangkat lain. Ini menunjukkan bahwa orang Indonesia memiliki waktu layar yang cukup tinggi dibandingkan dengan rata-rata global. 

Namun, penting untuk diingat bahwa waktu layar yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik, seperti insomnia, tekanan darah tinggi, dan masalah kecanduan. Kecanduan ini salah satunya adalah FOMO. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk membatasi screen time dan menemukan aktivitas alternatif yang menyenangkan dan berguna. Hari Tanpa Gawai (HTG) mungkin dapat diterapkan sebagai langkah awal upaya pembatasan dan pengurangan screen time. HTG ini dilakukan sebagai bentuk kampanye dan kesadaran bersama seperti halnya program Earth Hour untuk kampanye pemanasan global. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun