Mohon tunggu...
Arya Yudha Pratama
Arya Yudha Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa FPB UKSW

Haiii....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Upaya Pengurangan Risiko Bencana Tanah Longsor Desa Cukilan

22 April 2022   11:55 Diperbarui: 22 April 2022   13:04 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi dengan warga desa Cukilan (Dokpri)

Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Februari - April 2022  yang dilakukan di 2 tempat salah satunya yaitu Desa Cukilan Kab. Semarang.

Desa Cukilan memiliki luas wilayah sebesar 621,18. Desa Cukilan terdiri dari beberapa dusun yaitu Dusun Salak, Dusun Krajan 1, Dusun Krajan 2, Dusun Patran, Dusun Banjaran Gunung, Dusun Banjaran cengklik, Dusun Gejugan. Desa Cukilan merupakan salah satu desa yang terdampak bencana alam, sebagai contohnya adalah bencana tanah longsor. Bencana tanah longsor tersebut terjadi di beberapa titik wilayah Desa yang memiliki kemiringan tanah curam. 

Longsor di Desa Cukilan sering diakibatkan karena hujan yang turun dengan waktu yang cukup lama dan juga adanya angin yang cukup kencang. Dampak tanah longsor yang terjadi kepada masyarakat yaitu beberapa rumah tertimbun, tertutupnya akses jalan, serta terjadinya retakan-retakan pada rumah masyarakat dikarenakan adanya pergerakan tanah. 

Belum adanya bantuan serta program untuk menanggulangi bencana membuat masyarakat harus ber-gotong-royong untuk membantu warga yang terdampak tanah longsor.

Gambaran longsor yang telah terjadi (Dokpri)
Gambaran longsor yang telah terjadi (Dokpri)

Upaya dalam mengurangi risiko bencana tanah longsor yaitu dengan adanya pemetaan risiko potensi bencana tanah longsor. Peta ini dapat memberikan gambaran kepada masyarakat desa mengenai titik-titik yang berpotensi menjadi wilayah terdampak tanah longsor sehingga masyarakat yang bertempat tinggal di daerah sekitar rawan longsor dapat bersiaga apabila tanda-tanda tanah longsor akan terjadi

Peta Kerawanan Longsor
Peta Kerawanan Longsor

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan telah ditemukan sebagai berikut:

  1. Curah hujan pada daerah penelitian berkisar di ±3000nm, dimana sisi timur desa cukilan memiliki nilai curah hujan yang lebih rendah yakni 3100-3200 nm. Sedangkan pada sisi barat desa cukilan memiliki nilai curah hujan tahunan yakni 3200-3300 nm Nilai curah hujan di Desa Cukilan dikategorikan tinggi, hal ini dikarenakan menurut SK Mentri Pertanian no 837 disebutkan bahwa kisaran curah hujan tahunan dalam klasifikasi rentang 3000-3500 masuk kedalam klasifikasi curah hujan yang tinggi.
  2. Pada peta penutupan lahan/penggunaan lahan didapatkan dari hasil overlay yang bersumber dari Geospasial (tanahair.indonesia.go.id) tahun 2022. didapatkan hasil penggunaan lahan untuk persawahan lebih mendominasi di Desa Cukilan. Selain penggunaan sawah, terdapat penggunaan lahan untuk pemukiman dan tempat kegiatan yang terpencar di beberapa bagian dari peta Desa Cukilan.
  3. Dari peta jenis tanah yang ada Desa Cukilan didapati memiliki 1 jenis tanah (FAOSOIL) yakni Lv5-3b (Latosol Vitrik). Tanah Latosol Vitrik dalam klasifikasi kerawanan longsor masuk kedalam kelas yang rendah, hal ini dapat dikatakan tanah jenis ini merupakan tanah yang tidak peka terhadap erosi ataupun pergerakan tanah.
  4. Kelerengan pada daerah penelitian bervariasi dan dikelompokkan menjadi 5  kelas yaitu 0-8% (Datar),  8%-15% (Landai),  15%-25% (Agak Curam), 25%-40% (Curam), dan >40% (Sangat Curam).
  5. Peta Ancaman Tanah Longsor berdasarkan Permen PU No. 22/PRT/M/2007 didapatkan dari penggabungan beberapa parameter, yaitu parameter kelerengan, landuse, curah hujan tahunan, dan jenis tanah. Dari hasil overlay beberapa parameter didapatkan peta kerawanan longsor. Titik yang dipilih sebagai sampel merupakan titik yang memiliki kerawanan pada hasil overlay yang tinggi, sehingga apabila pada survei diamati titik yang ditentukan memiliki kerawanan yang sepadan maka titik dianggap sesuai atau mencerminkan keadaan di lapangan. Berdasarkan titik kerawanan longsor yang ada, ditemukan titik-titik kerawanan longsor terbagi kedalam berbagai dusun yang ada di Desa Cukilan.

Dari hasil survei, didapatkan beberapa penanggulangan yang bisa diterapkan untuk mengurangi bencana tanah longsor, yaitu:

  1. Dilakukan pembetonan atau pemasangan patok-patok beton yang berfungsi untuk menghambat turunnya air tanah.
  2. Menghindari pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur seperti perumahan, gedung, kantor dll sebaiknya dihindari pembangunannya pada lahan yang memilki kelerengan >20o karena pada lahan ini sangat rentan terhadap bencana longsor terutama pada tanah yang mudah bergerak dan labil.
  3. Menghindari pemotongan lereng pada lahan miring. Pemotong badan lereng terutama secara tegak sangat berbahaya karena akan mengurangi daya penahan tanah terhadap tanah yang berada di atasnya. Walaupun di atas lereng masih dipenuhi oleh pohon namun jika badan tebing sudah terpotong secara dalam justru tanah di bagian bawah yang akan kehilangan penopang sehingga akan mudah menimbukkan terjadinya penyebab tanah longsor.
  4. Menghindari penebangan pohon. Penebangan pohon disekitar lereng tentunya tidak patut jika melakukan penebangan pohon yang berada di area lereng atau tebing. Karena pada dasarnya semakin banyaknya pohon maka semakin kuat dan stabil suatu tanah, karena akar-akar dari pohon-pohon tersebut menyebar dan saling bersinggungan sehingga bisa membantu tanah tidak mudah longsor karena akan menjadi penahan tanah
  5. Pembuatan terasering. Jika suatu lahan miring terpaksa digunakan untuk membuat sawah atau ladang maka sebaiknya buatlah sistem bertingkat sehingga akan memperlambat run off (aliran permukaan) ketika hujan. pembuatan drainase juga dilakukan supaya tidak ada air yang tergenang di lereng. Dengan demikian semakin jauh potensi terjadinya tanah longsor.

Dengan adanya KKN ini masyarakat merasa terbantu. Hal ini terbukti 88,3% peserta sosialisasi mengatakan sangat setuju dan 11,7% peserta sosialisasi mengatakan setuju dengan program upaya penganggulangan tanah longsor yang dilaksanakan di desa cukilan. Tidak ada satupun peserta sosialisasi yang mengatakan tidak setuju bahkan sangat tidak setuju. Masyarakat merasa sangat terbantu dan mangatakan bahwa program ini dapat menjadi solusi untuk permasalahan longsor yang dialami di desa cukilan dan akan bersedia berpartisipasi kembali dalam kegiatan KKN selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun