"Pak, anak saya yang bungsu sering sekali meminta sesuatu yang disukai anak yang sulung, tentu yang sulung ini tidak mau memberi dan akhirnya sang bungsu pun menangis minta bantuan saya, mamanya. Sering kali saya bersikap dengan cara meminta yang sulung mengalah agar memberi kepada sang bungsu, apakah sikap ini sudah tepat ya Pak?"
Pertanyaan ini adalah sebuah fenomena yang sering terjadi pada orangtua yang memiliki dua orang anak yang berjarak 5 tahun atau lebih. Sebuah fenomena yang perlu dikritisi agar kedua orang anak ini bisa diberi penguatan untuk dapat berdampingan dan orangtua pun dapat memahami cara strategis yang menguatkan kedua anak ini.
Pertama yang perlu kita pahami bahwa tidak semua anak bungsu memiliki kebiasaan yang sama seperti yang ditanyakan di atas, ini semua sangat tergantung dari kebiasaan yang dibawa oleh anak sejak di kandungan serta juga cara pendekatan yang diberikan oleh orangtua kepada sang anak bungsu.
Dalam beberapa artikel parenting memang sering ditemukan bahwa anak bungsu memiliki peluang sukses lebih besar dibandingkan anak sulung, hal ini karena sejak bayi anak bungsu sering kali menggunakan strategi alaminya untuk selalu ingin diperhatikan dan selalu ingin mencapai harapan yang mereka inginkan.Â
Mereka sering ingin bersaing dengan anak di atasnya sebagai naluri alami yang muncul mungkin sebagai ego defense mechanism (EDM) atau mekanisme mempertahankan ego/diri. Rasa bersaing dan keinginan untuk mempertahankan diri inilah yang akhirnya memunculkan kebiasaan untuk ingin sesuatu yang dimiliki oleh kakaknya.
Apakah keinginan bersaing dan EDM yang dimiliki sang anak bungsu ini perlu kita redam atau perlu kita kembangkan atau bagaimana?Â
Segala fenomena yang dimunculkan oleh sang anak adalah bagian pembelajaran yang penting yang dapat memberikan pendidikan usia dini secara optimal asalkan mama dan papa dapat memberikan penguatan dalam bentuk pembiasaan yang membangun.
Misal kembali ke pertanyaan mama di atas, bahwa anak bungsunya suka sekali meminta sesuatu yang disukai kakaknya. Ini tentu suatu pembiasaan yang muncul bukan hari itu saja, namun sudah muncul jauh sebelumnya, dan tentu orangtua sudah terbiasa memberikan kesempatan sang anak bungsu ini mendapatkan apa yang ia inginkan. Pembiasaan ini menjadi pola yang sudah dipahami sang bungsu agar ia berhasil mendapatkan yang ia inginkan dari apa yang kakaknya suka.
Apakah pola ini baik dilakukan dengan membuat sang kakak mengalah karena sudah besar, dan memberikan apa yang diinginkan sang bungsu karena dia masih kecil?Â
Menurut penulis pola ini tidak baik diterapkan secara terus menerus. Rekaman sikap yang dipahami sang bungsu akan melahirkan pembiasaan ketidakpuasan atas hal yang sudah ia miliki, dan selalu tergoda dan ingin terus memiliki sesuatu yang orang lain miliki yang bukan pilihan dia waktu itu.