Mohon tunggu...
aryavamsa frengky
aryavamsa frengky Mohon Tunggu... Lainnya - A Passionate and Dedicated Educator - Dhammaduta Nusantara

Aryavamsa Frengky adalah seorang pembelajar, pendidik, juga pelatih mental untuk diri sendiri dan banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Izinkan Anak Anda Menangis

10 April 2023   20:24 Diperbarui: 11 April 2023   04:31 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa di antara kita yang tidak pernah menangis? Sejak awal kelahiran kita, dokter kandungan pasti memaksa kita untuk menangis, tangisan kita yang pertama sangat ditunggu-tunggu oleh kedua orangtua kita.

Namun berangsur kita bertumbuh, tangisan kita menjadi kilat yang merusak mood orangtua kita. Tangisan kita dijadikan pertanda agar mereka mencari cara untuk mendiamkan kita, apalagi tagisan kita ini dapat menjadi perangai buruk reputasi mereka.

Beragam cara orangtua mendiamkan anaknya yang menangis, mulai dari cara-cara yang manis hingga bengis. Walau demikian pernahkah orangtua mengevaluasi cara yang efektif membuat anak kita yang menangis menjadi berkurang menangisnya dan menjadikan menangis sebagai pembelajaran buat mereka?

Anak menangis bukanlah sebuah petaka. Pahami menangis pada anak adalah sebuah reaksi mental yang terungkap dalam bentuk menangis. Ini pertanda baik jika anak kita bisa menangis, karena ia memahami kondisi sehingga menangis. Kondisi yang membuat mereka kecewa, gelisah, putus asa, ingin sesuatu atau reaksi bentuk pikiran-pikiran lainnya yang sulit ia katakan karena kekurangan kosakata maka mereka mengungkapkannya dengan air mata.

Di saat anak menangis adalah baik jika kita memberikan ia ijin untuk menyelesaikan tagisannya, dengan berkata," Silakan menangis, papi ijinkan. Keluarkanlah air matamu, jika sudah cukup kamu boleh berhenti menangisnya." Jika kita memiliki mental mengijinkan anak kita menangis, tentu kita akan mudah membuat anak kita mengalami menangis sebagai pembelajaran dan bukan menjadikan alat untuk memaksakan kehendaknya.

Strategi lain untuk membuat anak kita belajar dari tagisan mereka adalah dengan membuat pertanyaan ya atau tidak. Tanyakan seperti ini, "Kamu menangis karena kesal sama papi?", tunggu sang anak merespon sebelum melanjutkan ke pertanyaan lainnya. Jik anak kita menggelengkan kepala atau mengatakan tidak maka kita perlu membuat pertanyaan lainnya, misal "kamu menangis karena pengen beli mobil-mobilan?". 

Jika anak kita akhirnya menjawab ya atau mengangguk-anggukan kepalanya, maka kita dapat memperdalam pertanyaan kita seperti, "Ow kamu menangis karena kesal sama papi, papi minta maaf ya, papi janji akan memperbaiki diri, kamu terima permintaan maaf papi? Jika sudah terima perlahan-lahan kamu boleh berhenti menangis".

Filosofi mengijinkan anak menangis ini adalah sebuah upaya agar orangtua terbiasa memberikan kesempatan pada momen anak menangis sebagai media ia belajar memahami emosi mereka. Semakin sering kita latih, anak kita akan mudah memahami emosi yang beriak pada dirinya alhasil anak kita menjadi lebih mudah mengendalikan dirinya. Selamat mencoba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun