Mohon tunggu...
Aryasena
Aryasena Mohon Tunggu... Mahasiswa - good person

writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Stereotip Perempuan adalah Pengemudi yang Buruk Masih Belum Hilang di Masyarakat

4 Maret 2021   19:39 Diperbarui: 4 Maret 2021   20:00 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kaum perempuan seringkali dianggap memiliki kemampuan mengemudi yang sangat buruk. Hal itu bahkan sudah dibuktikan secara ilmiah oleh University of Michigan di Amerika. 

Penelitian itu menyebutkan bahwa perempuan lebih sering mengalami kecelakaan saat mengendarai motor/mobil, walaupun pengemudi perempuan hanya sebanyak 40% dan pria 60%. Kecelakaan tersebut terjadi karena seringkali perempuan berdandan saat mengendara dan ragu saat mengambil keputusan di jalan raya. Dari situlah stereotype bahwa semua perempuan adalah pengemudi yang buruk muncul.

Apa itu stereotype?
Menurut Wikipedia, stereotype merupakan penilaian terhadap seseorang yang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotip dapat berupa prasangka negatif ataupun positif, dan terkadang dijadikan alasan untuk melakukan tindakan diskriminatif terhadap suatu kelompok/individu. 

Stigma buruk tentang perempuan saat mengemudi sudah sangat lazim di kalangan masyarakat Indonesia. Saat ada kendaraan yang dikemudikan secara tidak baik, padahal kita belum melihat siapa pengendaranya, kebanyakan masyarakat langsung berpikiran bahwa yang mengendarai mobil/motor tersebut adalah perempuan. Jika mereka terbukti salah dan ternyata bukan perempuan yang menjadi pengemudinya, banyak dari mereka yang berlindung dibawah "Stereotype" yang ada tersebut. Padahal hal tersebut sudah termasuk tindakan diskriminatif terhadap suatu kelompok/individu.

Padahal studi terbaru menunjukkan bahwa sebenarnya perempuan lebih kompeten mengemudi dibandingkan pria, loh! Seperti yang dilansir dalam Daily Mail, seorang Ilmuan Norwegia, Ole Johansson, melakukan sebuah penelitian berdasarkan laporan yang baru-baru ini ia terima, yaitu dapat disimpulkan bahwa 12% kecelakaan mobil disebabkan oleh pengemudi yang terganggu. Ole Johansson lalu melakukan survei dan hasilnya adalah pria muda dengan kepribadian extrovert merupakan orang yang lebih cenderung terganggu saat mengemudi. Sedangkan wanita jauh lebih baik dalam mengendalikan gangguan mereka, dan memperhatikan jalan.

Banyak perempuan mengemudi dengan sangat baik dan tidak sedikit juga laki-laki mengemudi dengan buruk. Tetapi, hanya perempuan saja yang dianggap seperti itu. Memang sebuah Stereotype itu sangat sulit dihilangkan, tetapi setidaknya harus kita ingat bahwa segala tindakan diskriminasi tidak bisa dibenarkan hanya dengan sebuah "Stereotype" saja.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun