Dari genangan air yang bertakung      pada pandangan mata yang          terhalang rinai hujan yang          mengguyur kota pecah di         selokan dengan sejuta sampah tak mampu menahan himpunan sedu sedan duka lara dari tadahan             jiwa yang rapuhÂ
    Dalam ingatan dari setiap lembaran berjuta-juta kenangan  membanjiri raut wajah pucat pasi tak terbendung lagi dari sosok              tubuh yang tenangÂ
Ditanyakan persoalan harapan       yang masih belum sampai ke               penghujungnyaÂ
    Bilakah musim luruh akan berganti, akankah hari-hari akan    gelap, akankah tawa-tawa akan       hadir saat-saat seperti ini.  Jawaban yang  yang masih belum            tersampaikan.
Hujan hadir dan membasahi kolam     hati, menenangkan hati yang       rapuh dan gersang sarat dengan lautan rindu mendambakan cinta yang sempurna, sesempurna laju                 khayalan
Bertahan pada angin sepoi-sepoi        basa takkan meruntuhkan semangat untuk mengejar cinta              dan harapan
    Hujan hadirkan berjuta-juta kenangan tak mampu menghapus     bayang-bayang rindu, hendak        digapai tangan tak sampai hendak teriak suara tak terdengar hendak bersandar tak ada dinding            bertopangÂ
Sanubari semakin kelam segelap langit dalam pandangan mata ini pada akhirnya tak ada sandaran lain selain kasih dan sayang yang             pernah hadirÂ