Mohon tunggu...
Aryanto Husain
Aryanto Husain Mohon Tunggu... Freelancer - photo of mine

Saya seorang penulis lepas yang senang menulis apa saja. Tulisan saya dari sudut pandang sistim dan ekonomi perilaku. Ini memungkinkan saya melihat hal secara komprehensif dan irasional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

#14HariSaja

8 Mei 2020   12:19 Diperbarui: 8 Mei 2020   12:15 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesawat yang membawa Robin itu mendarat darurat di pulau terpencil diantara gemuruh petir di tengah malam yang pekat. Roda pesawat robek. Pesawat oleng sebelum mendarat dihamparan pasir di sebuah pulau di Pasifik Selatan. Quinn, sang pilot percaya ada sinyal suar di bagian lebih tinggi pulau itu, dan dia bisa minta pertolongan. Ternyata dia berada di pulau yang berbeda, yang tidak punya sinyal apapun! Quinn dan Robin pun terpaksa menghabiskan hari-harinya di pulau tak berpenghuni itu.

Cuplikan cerita film Six Days, Seven Nights, film komedi petualangan Amerika tahun 1998 yang dibintangi Harrison Ford dan Anne Heche ini mengingatkan saya terhadap 14 hari PSBB Gorontalo yang sejak Senin (4/5) efektif diberlakukan.  Selama 14 hari kedepan kita diminta untuk stay at home dan membatasi kegiatan-kegiatan di luar rumah. Berbeda dengan cerita film, kita justeru menghindari keluar rumah agar tetap selamat dari penularan COVID-19. Alhamdulillah dalam dua hari pelaksanaannya, PSBB Gorontalo berjalan sesuai yang diharapkan, walapun masih ada pelanggaran disana sini.

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Gorontalo diatur melalui SK. GUBERNUR NO. 152/33/V/2020 tentang Pemberlakuan PSBB dalam Penanganan Covid 19 di wilayah Provinsi Gorontalo. Sedangkan pelaksanaannya diatur melalui PERGUB 15/2020, tanggal 4 April 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan PSBB di Wilayah Provinsi Gorontalo. PSBB Gorontalo berlaku mulai tanggal 4 Mei 2020-17 Mei 2020.

Dalam 14 hari ini, kita harus menghentikan kegiatan belajar-mengajar, pelatihan, kursus, dan lain-lain, kecuali pelatihan pelayanan kesehatan. Melakukan kegiatan bekerja dari rumah, beribadah di rumah masing-masing bersama keluarga, tidak melaksanakan kegiatan sosial budaya  hingga kegiatan di luar rumah/tempat umum atau fasilitas umum. Semua dibatasi, kecuali beberapa kegiatan tertentu yang dibolehkan menurut PERGUB.

Jelas, kunci utamanya adalah di pergerakan, baik orang atau barang. Karena pergerakan ini berpotensi interaksi fisik bahkan berkumpulnya orang pada kondisi dan waktu tertentu di suatu tempat. Dan, sayangnya sang Virus Sars-Cov 2, virus yang saat ini kita perangi bersama justeru 'menyukai' kerumunan orang. 

Sejatinya berdekatan dan berkerumum memang sifat kodrati  manusia (herd behaviour).  Namun jika kita memahami secara utuh tujuan PSBB maka tidak jalan lain selain kita menghindarinya.  Karena keberhasilan PSBB adalah implementasi di lapangan yakni kesadaran dan keikutsertaan semua elemen masyarakat untuk mematuhi PERGUB.

Seperti kata dr. Andani, "Perang melawan pandemi COVID-19 ini di lapangan. Bukan di rumah sakit!"

Dokter Andani Eka Putra adalah seorang dokter ahli penyakit tropis yang sekarang menjadi Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Universitas Andalas, Padang. Perang yang sebenarnya adalah membangun kesadaran untuk menghentikan sementara pergerakan yang selalu berpotensi persentuhan dan berkerumun. Dan itu ada di pasar, pusat pembelanjaan, perkantoran, lapangan olahraga dan banyak lagi tempat lainnya. Hanya dalam waktu yang singkat,  14 hari.

Seperti cerita Robin dan Quinn, terisolasi di pulau selama 7 hari tidak menjadikan mereka putus asa. Ketidakpastian itu justeru membuat mereka saling mengerti, menguatkan dan menolong satu sama lain. Selama 7 hari mereka berjuang hidup untuk makan, terhindar dari sengatan panas dan terpaan dinginnya pulau itu. Puncak perjuangan mereka saat dikejar bajak laut yang telah membunuh salah satu rekannya.  Para perompak itu itu mengejar Quinn dan Robin ke hutan, memburunya dan menembaki pantai membabi buta. Beruntunglah pada akhir cerita, Quin dan Robin bisa selamat akibat kebodohanya para perompak sendiri.

14 hari pemberlakuan PSBB memang tidak lama. Keberhasilannya tergantung apakah kita bisa memahami dan mematuhinya.  Seperti halnya Robin dan Quinn. Mereka memperoleh hasil terbaiknya setelah mereka berjuang di lapangan meskipun selama masa itu ada saja tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Dalam 14 hari ini, kita juga melihat individu yang paham bahkan masa bodoh. Efek bandwagon akan menarik-narik kita untuk ikut. Efek ini sangat mudah mempengaruhi kita. 

Tapi jika kita tetap bersama, saling memahamkan dan memperkuat serta menolong maka tantangan itu bisa diminimalisir. Makna yang lebih penting dari PSBB ini adalah bagaimana kita mengendalikan ego, hanya mau mementingkan diri sendiri. Yakni memahami pentingnya membatasi berbagai kegiatan di luar rumah, demi untuk menghentikan penularan dan penyebaran COVID-19. Beyond PSBB, kita sedang melakukan adaptasi kepada kondisi normal baru, a new state of normality yang sedang hadir dalam kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun