Mohon tunggu...
Aryanto Wijaya
Aryanto Wijaya Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Bekerja sebagai Editor | Jatuh cinta pada Yogyakarta Ikuti perjalanan saya selengkapnya di Jalancerita.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Banyuwangi, Mutiara di Timur Jawa

28 Maret 2016   21:08 Diperbarui: 28 Maret 2016   22:16 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pantai Bama, destinasi favorit selain Savana Bekol di TN Baluran"]

[/caption]

Berjalan terus mengitari hutan mangrove, Pantai Bama semakin menggoda kami untuk ngantuk. Lirik kanan kiri memastikan tak ada monyet, kami segera tidur siang dalam damai. Dari kesyahduan pantai Bama, hilir mudik kapal-kapal besar terlihat jelas. Mungkin kapal itu akan berlayar ke Bali atau pula ke belahan bumi lainnya.

[caption caption="Pantai Bama merupakan vegetasi alami dari Mangrove"]

[/caption]

Menutup cerita tentang Baluran, sebagai traveler yang baik sudah seharusnya tidak nyampah di manapun kita berada. Jika tidak ada tempat sampah, ya disimpan dulu sampahnya sampai menemukan tempat pembuangan. Baluran yang berstatus Taman Nasional harus dinodai beberapa sisinya akibat ulah orang-orang yang kurang sadar akan lingkungan.

[caption caption="Jika kembali ke Banyuwangi dari Baluran pasti akan melewati Watu Dodol. Inilah potret senja di Watu Dodol"]

[/caption]

Ijen, Potret Ketangguhan Indonesia 

Naik gunung bisa jadi peristiwa jarang bagi sebagian orang, bahkan untuk para pecinta alam sekalipun toh tidak mesti setiap hari naik gunung. Ijen menawarkan fenomena unik juga ironi sosial dimana puluhan warga bertaruh nyawa menambang belerang langsung di bibir kawah yang berbahaya.

Kawah Ijen menjadi tersohor lantaran fenomena api biru atau blue firenya yang digemari oleh turis-turis asing. Di se-antero dunia hanya ada dua lokasi melihat api biru ini, salah satunya di Ijen. Mendaki Ijen pun tak terlampau sulit, gunung berketinggian sekitar 2.300 meter ini bisa didaki secara perlahan oleh pemula sekalipun.

Perjalanan kami menyaksikan kemegahan Ijen dimulai pada Kamis (24/03/2016) malam pukul 23:00. Mengendarai motor dari Stasiun Karangasem menuju Pos Paltuding tidaklah sulit. Jalanan mulus, penanda lokasi ke Ijen juga terpampang di setiap tikungan sehingga tak perlu kuatir tersesat.

[caption caption="Mentari perlahan menghapuskan gulita di Gunung Ijen"]

[/caption]

Seiring dengan jalanan yang menanjak, deretan rumah warga mulai berganti dengan kelebatan hutan. Sesaat sebelum memasuki Paltuding kami dikenakan retribusi dan asuransi Jasa Raharja. "Mas, di atas dingin banget loh kalau naik motor, ini monggo sarung tangannya dibeli sekalian 10 ribu saja," rayu petugas penjaga pos. Hmmm, karena kami juga lupa sarung tangan jadi tak ada salahnya kami beli sarung itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun