Pada 30 Maret 2025, TNI mengerahkan tim Search and Rescue (SAR) dan tim medis untuk membantu evakuasi korban gempa di Myanmar. Keputusan ini merupakan bagian dari komitmen TNI dalam misi kemanusiaan internasional, yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada korban bencana, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Gempa yang mengguncang Myanmar pada 28 Maret 2025 dengan kekuatan 7,7 Skala Richter mengakibatkan kerusakan parah, merenggut nyawa lebih dari seribu orang, dan melukai ribuan lainnya. Sebagai negara yang selalu siap membantu, Indonesia melalui TNI turut serta dalam mengurangi dampak bencana ini.
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi, menjelaskan bahwa pengiriman bantuan ini adalah bagian dari komitmen TNI dalam memberikan bantuan kepada korban bencana dan konflik internasional. TNI mengerahkan pasukan SAR, tim medis darurat, serta tim Zeni untuk melakukan evakuasi dan menyelamatkan korban yang terjebak di puing-puing bangunan. Selain itu, tim Zeni juga berperan dalam proses pemulihan dengan membantu pengangkatan puing-puing dan pembangunan kembali fasilitas yang rusak. Komitmen TNI terhadap misi kemanusiaan ini semakin menegaskan peran penting mereka dalam menjaga perdamaian dunia.
Untuk memastikan bantuan sampai dengan cepat dan tepat, TNI mengerahkan berbagai armada. Pesawat C-130 Hercules, helikopter Super Puma, serta kapal rumah sakit KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 dikerahkan untuk memfasilitasi proses evakuasi. Armada ini dilengkapi dengan perlengkapan medis dan peralatan lainnya yang dibutuhkan untuk menangani korban gempa. Bantuan ini direncanakan berangkat pada 31 Maret 2025, sebagai respons cepat terhadap bencana yang terjadi di Myanmar. Keterlibatan berbagai unit TNI dalam operasi ini menunjukkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi tantangan kemanusiaan di tingkat internasional.
Gempa yang melanda Myanmar juga terasa di beberapa negara tetangga, seperti India, Thailand, Bangladesh, Laos, dan China. Akibatnya, TNI turut merespons bencana ini dengan mengirimkan pasukan dan bantuan tidak hanya untuk Myanmar, tetapi juga untuk negara-negara yang terdampak. TNI selalu siap untuk mengerahkan sumber daya mereka dalam situasi darurat, baik dalam negeri maupun luar negeri, menunjukkan peran aktif Indonesia dalam menjaga perdamaian dan solidaritas antarbangsa.
Peran TNI dalam misi kemanusiaan internasional tidak hanya terbatas pada bantuan fisik dan logistik, tetapi juga mencakup dukungan psikologis bagi korban yang sedang berduka dan trauma. Tim medis TNI hadir dengan memberikan pertolongan pertama kepada korban, sementara tim SAR melakukan upaya pencarian dan evakuasi. Kerja sama antara TNI dan negara-negara lain dalam menghadapi bencana global ini memperkuat hubungan internasional Indonesia dan memperlihatkan komitmen Indonesia terhadap kemanusiaan.
Bantuan yang diberikan oleh TNI ini menegaskan bahwa TNI selalu hadir dalam setiap upaya kemanusiaan, baik di dalam negeri maupun luar negeri. TNI tidak hanya berperan sebagai penjaga keamanan nasional, tetapi juga sebagai garda terdepan dalam memberikan pertolongan kepada masyarakat internasional yang sedang menghadapi bencana. Misi ini semakin memperkuat peran Indonesia sebagai negara yang aktif dalam upaya penanggulangan bencana dan menunjukkan bahwa TNI memiliki kapasitas untuk bertindak dalam skala internasional dengan penuh dedikasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI