Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Toko Kaset yang Sepi dan Kaset yang Terlupakan

16 April 2011   04:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:45 8450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13029270102016173004

[caption id="attachment_102699" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi-Toko Kaset/Admin (keetsa.com)"][/caption] Apakah kabar kaset? Masihkah ada mau yang mendengarkan kaset di tengah zaman internet seperti sekarang ini? Bagaimana dengan toko kaset? Kira-kira masih laku gak ya? Beberapa minggu lalu, pada saat santai, iseng-iseng saya menyalakan tape recorder sambil membersihkan debu-debu yang menempel di atasnya. Maklumlah sudah lama sekali tidak dipakai, boro-boro untuk memutar kaset, disentuhpun tidak. Saya coba memutar sebuah kaset koleksiku yang berisi lagu barat, ternyata suaranya jelek banget, bunyi kemeresek gitu deh, tidak bening sama sekali. Akhirnya saya berinisiatif untuk membersihkan dengan kaset pembersih, tapi ternyata pembersih yang saya punya sudah lama banget. Jadi terpaksa membeli yang baru. Waktu itu saya nitip adik untuk membelikan kaset pembersih/cassette cleaner. Namun sesampainya di toko kaset, ia tidak mendapatkan barang yang dimaksud. “Mbak, kata pelayan tokonya sekarang gak ada pembersih kaset yang berupa kaset, adanya yang semprot. Ya jadi gak kubelikan deh. Kayaknya tokonya mau tutup tuh, habisnya sepi dan banyak yang didiskon”,  kata adikku “Mau tutup maksudnya bangkrut gitu?’ tanyaku “Kayaknya gitu, habisnya jarang yang beli” jawabnya Minggu berikutnya, saya datang langsung ke Toko Harika Music di Plaza Jembatan Merah, Bogor. Toko kaset itu berdekatan dengan Toko Buku Gunung Agung. Tampak pemandangan yang berbeda sekali antara kedua toko itu. Jika TB Gunung Agung ramai dikunjungi orang, entah itu sekedar melihat-lihat atau membaca di tempat atau benar-benar membeli buku dan alat-alat tulis. Maka di Toko Harika Music suasananya lengang sekali. Hanya tampak satu atau dua pengunjung termasuk saya sendiri, itupun  sepertinya hanya melihat-lihat saja. Saya memasuki toko kaset itu dengan tujuan untuk mencari pembersih kaset. Pelayan toko yang berjaga ada sekitar 3-4 orang. Mereka tampak asyik ngobrol sendiri diiringi lagu yang disetel dengan suara keras memenuhi seluruh toko, bahkan sampai terdengar ke luar. Tentu saja mereka tampak bersantai-santai karena memang tidak ada yang dilayani. Sebenarnya koleksi kaset yang dipajang di toko ini lumayan lengkap, mulai dari kaset barat, Indonesia sampai tradisional; dari jenis pop, instrumentalia, jazz, rock, dangdut, religi semuanya ada. Koleksi CD dan VCD atau DVD juga tersedia meskipun tidak terlalu banyak. Iseng-iseng saya membeli beberapa kaset lama. Kulihat banyak terpajang label diskon 30%, tapi kebetulan kaset yang kubeli tidak didiskon. Mungkin benar kali ya toko ini hendak ditutup, karena pembelinya sedikit sekali. Ketika hendak membayar, saya menanyakan apakah di situ dijual pembersih kaset. Mereka bilang ada, tetapi dalam bentuk botol semprotan, yang berbentuk kaset sudah tidak diproduksi lagi. Akhirnya saya membeli kaset dan satu botol pembersih kaset. Di Bogor ada beberapa toko kaset dan CD, saya kira kondisinya tidak jauh berbeda. Sekarang ini yang saya lihat hampir di semua toko kaset selalu sepi pengunjung. Sekitar 10 tahun lalu, di Plaza Bogor Indah Cimanggu ada sebuah toko kaset, namanya Disc Tarra. Tapi semenjak beberapa tahun lalu toko ini tutup dan berganti dengan kios masakan ‘Mister Baso’. Entah karena sudah selesai masa kontraknya atau memang tidak laku lagi. Tentu saja kondisi ini berbeda dengan era pertengahan tahun 1990-an atau awal tahun 2000. Lagu yang sedang hits pasti kasetnya akan terjual sampai berapa juta keping. Penjual kaset bermunculan dimana-mana, mulai dari yang menjual kaset asli sampai bajakannya. Pokoknya gampang sekali deh ditemui. Saya ingat waktu SMA dulu sewaktu awal-awal krismon di tahun 1997, sering pinjem kaset punya teman. Waktu itu saya gak pernah beli kaset karena harganya cukup mahal terutama untuk kaset barat. Setelah kuliah, saya sering beli kaset sendiri dan bahkan sering dipinjam juga oleh teman-temanku. Dulu juga banyak dijual kaset kosong (durasi 60 menit atau 90 menit) sehingga saya sering merekam sendiri lagu-lagu yang memang saya suka. Entahlah sekarang apa masih ada yang menjual kaset kosong atau tidak. Setiap ada grup music atau penyanyi yang sedang naik daun pasti langsung mengeluarkan album, dan kasetnya pasti laris, dan saya ikut-ikutan membeli juga. Saya ingat sekali waktu tahun 2000, saya senang sekali mengoleksi kaset-kaset boyband yang sedang booming seperti Westlife, Boyzone, Backstreet Boys dan lain-lain. Wah, sampai lengkap tuh koleksinya. Tapi lain dulu lain sekarang. Perlahan kehadiran kaset mulai tergantikan oleh MP3 dimana yang bajakannya juga mudah sekali ditemukan dimana-mana. Apalagi dengan semakin maraknya handphone (HP) dan komputer atau laptop. MP3 memang punya banyak kelebihan dibanding kaset. Music dengan format MP3 bisa diputar dengan mudah dimana saja dan kapan saja melalui HP, CD/VCD/DVD player, laptop atau komputer. Juga bisa dipakai sebagai ringtone telepon atau sms di HP. Jadi gak perlu repot bawa-bawa tape recorder. Cukup bawa MP3 player atau HP yang ukurannya kecil, sudah bisa mendengarkan macam-macam lagu. Lagu-lagu di MP3 juga variatif sekali alias bisa dipilih dan bisa diputar sepuasnya. Tentu berbeda dengan kaset, selain lagunya terbatas hanya beberapa lagu (biasanya satu kaset hanya berisi 10-12 lagu), kita juga harus selalu membalik sisi kasetnya setiap kali lagu dalam satu side berakhir. [caption id="attachment_101010" align="alignright" width="240" caption="Ilustrasi (dedyout.blogspot.com)"][/caption] Kemajuan teknologi internet semakin menyisihkan keberadaan kaset, dimana lagu-lagu sangat mudah didengar melalui youtube, bahkan bisa ditonton dengan videonya juga (seperti video lipsinc lagu indianya Briptu Norman Kamaru hehehe). Lagu-lagu tersebut juga sangat mudah didownload di internet, dijamin gratis dan mudah. Kaset sudah banyak dilupakan oleh para pendengar musik. Nampaknya sekarang nasib toko kaset sama seperti wartel atau warnet yang sudah gak laku lagi. Saya tidak tahu bagaimana keberadaan kaset untuk 20 atau 30 tahun ke depan, apakah masih eksis atau tinggal kenangan alias dimuseumkan. Kita lihat saja. Yang jelas saya masih tetap menyimpan dengan rapi koleksi kaset-kaset yang pernah kubeli. Meskipun banyak orang yang bilang “Hari gini masih nyetel kaset???” Bagiku kaset masih tetap enak koq untuk diputar apalagi sebagai pengantar tidur hehehe. Bagaimana dengan teman-teman, apakah masih sering memutar kaset atau jangan-jangan gak punya kaset sama sekali? Semoga bermanfaat dan selamat berakhir pekan Bogor, 16 April 2011

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun