Mohon tunggu...
Aryani_Yani
Aryani_Yani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di kota hujan yg sejuk, dari ortu yg asli Jawa, tp belum pernah bisa berkomunikasi dlm bahasa Jawa, pernah 10 tahun terdampar di Banjarbaru yg panas, tp balik lg ke kota kelahiran tercinta...I am just the way I am, a little dreamer, agak pemalu tp gak malu-maluin koq :-), melankonlis kuat tp sedikit koleris, pecinta tanaman & lingkungan, mudah terharu, senang fotografi, design & art, handycraft, travelling & ecotourism, pokoknya yg serba alami dech alias naturalist, a lot of friendship...hmm apa lagi yaaa....kalo nulis kyknya belum jd hobi dech, makanya gabung di kompasiana :-D. Jd job creator adalah 'impian' tp belum kesampaian tuh. Email : ryani_like@yahoo.com. Instagram : aryaniyani21

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

‘Pengantin Baru’ Puber

12 November 2010   02:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:41 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12895283611091386352

[caption id="attachment_72556" align="alignright" width="335" caption="http://sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc1/hs123.snc1/5320_1145376486804_1599272245_354980_4709190_n.jpg"][/caption] Seminggu yang lalu (5/11) ketika ada tugas kantor di luar kota, saya menyempatkan diri  berkunjung ke rumah seorang teman di kota tersebut. Kebetulan dia adalah teman kuliah saya dan sudah hampir 10 bulan tidak bertemu. Dia sekarang sudah berbeda waktu terakhir kali karena statusnya sekarang sudah menjadi seorang istri alias menikah. Teman saya ini, sebut saja namanya Eva, menikah awal Juli kemarin, baru empat bulan, jadi masih pengantin barulah. Sekarang ia tengah mengandung dua bulan. Kemarin waktu ke kotanya, saya yang meminta dia berkunjung ke hotel tempat saya menginap, maklumlah saya tidak tahu jalan-jalan di sana. Untungnya rumah orang tuanya dekat. Eva datang ke hotelku sore harinya, diantar bapaknya. Setelah beramah-tamah sebentar dengan bapaknya, beliau meninggalkan kami di hotel. Saya dan Eva pun karena sudah lama tidak ketemu akhirnya ngobrol panjang lebar. Sayapun bertanya ke dia koq semenjak menikah susah sekali dihubungi, telpon dari saya sering gak diangkat. Dia menjelaskan sambil tertawa, “bukan gitu Yan, aku gak enak aja kalau ngobrol panjang lebar pas ada suamiku, gak bebas. Terus susah kalau lagi ada suamiku, dia maunya berduaan melulu”. Aku spontan menjawab, “ya wajar kali pengantin baru, apalagi kalian kan tidak saling kenal sebelum menikah” “Ohya aku mau lihat suamimu, ntar dia ke sini gak?” tanyaku “Iya ntar juga jemput aku” “Tapi jangan cepet-cepet, aku kan pingin ngobrol lama ama kamu” “Ya tenang aja, dia kusuruh datang habis isya koq” Tak berapa lama sehabis maghrib suaminya sudah datang menjemput Eva, padahal kita berdua sedang memesan sate di depan hotel. “Lho itu koq suamimu ya udah jemput, koq cepet banget sih” “Iya itu suamiku, koq udah datang sih, apa kupesenin sate aja ya” Akhirnya saya pesankan sate juga buat suaminya, daripada kita makan berdua, suaminya bengong aja. Sebenarnya saya gak merasa nyaman karena jadi tidak bebas ngobrol, apalagi gak begitu kenal dengan suaminya. Meskipun maklum dengan sikap pengantin baru, saya justru menganggap sikap mereka agak lebay. Masa sih di depan orang suap-suapan, padahal kita kan lagi posisi berada dalam satu meja, di lobi hotel. Yah saya sih cuek aja, karena istrinya itu temen dekat waktu kuliah, tapi kalo orang lain mungkin akan protes. Pada saat berkunjung ke rumahnya keesokan harinya juga begitu, suaminya itu selalu mengikuti istrinya. Waktu saya ngobrol di lantai 2 dengan Eva, eh dia bolak-balik terus. Saya ngobrol di ruang tamu dengan Eva, eh dia duduk di sampingnya, saya kan jadi gak bebas ngobrolnya, kayaknya takut banget istrinya bakal diambil. Saya dan Eva ke rumah saudaranya yang di sebelah rumah, dia ngikutin juga. Pernah suatu saat saya bilang ke Eva, “Kalo di depan orang gak usah sampai memperlihatkan kemesraan kali”. Ia menjawab “Aku sih sebenarnya gak mau, tapi suamiku tuh” “Yah sudahlah, mungkin pengantin baru memang begitu kali”, pikirku. Ternyata pikiranku itu sama dengan temannya yang kebetulan kenalanku juga. “Iya mbak, kemarin pas ada acara di piknikan bareng sekolahnya juga gitu. Padahal kan Mbak Eva kamarnya beda dengan suaminya, mbak Eva sekamar dengan teman ceweknya, tapi suaminya itu datang nyamperin terus ke depan kamarnya, katanya mau ngajak pergi berdua. Jadi kayak puber gitu lho” Lalu kujawab, “Oh gitu ya, mungkin karena mereka sebelumnya gak saling kenal sebelum menikah kali ya, jadi begitu, gak bisa membedakan bagaimana harus bersikap di depan orang lain, ya maklum deh namanya juga lagi puber hehehe.” Ohya, meskipun terlihat mesra-mesraan begitu, tapi suaminya sepertinya belum terlalu mengerti memperlakukan istrinya yang sedang hamil muda. Masa sih udah tahu istrinya hamil, gak pernah bawa jas hujan di motornya, padahal waktu menjemput Eva kemarin sedang turun hujan deras. Akibatnya keesokan harinya Eva yang sebelumnya sedang batuk, jadi malah tambah sakit. Saya maklum tapi mungkin suatu saya akan saya beri masukan pada mereka di saat yang tepat hehe. Bogor, 12 November 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun