Mohon tunggu...
Aryanda Putra
Aryanda Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Still a wordsmith.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Dibutuhkan Pendengar yang Baik

14 Maret 2017   22:28 Diperbarui: 14 Maret 2017   22:36 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

A: Aku orangnya emang susah buat belajar.

B: Kalau aku tergantung dosen sama pelajarannya sih.

A: Yang susah itu bener-bener belajar di kamar, mantengin buku gitu kalau aku.

B: Kalau pelajarannya seru bisa sih aku belajar di kamar gitu.

Di atas adalah gambaran singkat salah satu dari banyak percakapan yang dilakukan generasi Z, generasi android, generasi 'me' yang mementingkan diri sendiri, yang selalu ingin menunjukkan eksistensinya.

Ketika berselancar dan mengamati struktur sosial di era generasi sekarang, ada banyak hal yang salah. Salah satunya adalah komponen yang saat ini langka, bahkan hanya ditemui satu-dua orang dalam puluhan komunitas. Mereka adalah, para pendengar yang baik.

Jika diamati, percakapan A dan B selalu sama-sama ingin menceritakan dirinya. Sama-sama ingin dimengerti. Tidak ada yang dengan tulus mendengar. Walaupun pada akhirnya mereka sama-sama lega telah mengungkapkan.

"Seek to be understand, then to be understood". Ini adalah salah satu kata keramat Stephen Covey dalam buku 7 Habits of Highly Effective People miliknya. Pesannya sederhana, tapi menurutnya ini salah satu kunci memenangkan relasi dan menjadi orang yang punya pengaruh besar.

Menurut pengamatan saya, sebagian besar orang saat ini ketika dalam percakapan selalu berpikir untuk menjawab, bukan berpikir untuk memahami.

Misal saja si A mengatakan si C adalah seorang pemalas terhadap si B. Si B akan menjawab 'oh tidak, aku kenal dia, sebenarnya dia rajin kok' atau menjawab 'betul sekali! aku pernah satu kelompok dengannya'.

Yang demikian adalah berpikir untuk menjawab. Hal ini sangat disayangkan, padahal seharusnya si B dapat merespon dengan, 'Kenapa mengatakan seperti itu?' atau 'Malas di mananya memang?'. Hal ini adalah tipe orang yang berpikir untuk memahami, yang mana saat ini sangat langka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun