Mohon tunggu...
Arya Maulana
Arya Maulana Mohon Tunggu... Atlet - Membantu dan memudahkan relasi untuk orang banyak

Ambil resiko, kalau menang kamu akan senang, kalau kalah kamu akan menjadi orang bijak.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendidikan Inklusif

10 Januari 2021   20:02 Diperbarui: 10 Januari 2021   20:10 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

A. Penyelenggaraan dan Pengembangan Pendidikan Inklusif

       Dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif di sekolah-sekolah Indonesia ada beberapa komponen yang perlu mendapat perhatian. Hingga kini, penyelenggaraan pendidikan inklusif belum berkembang sejumlah peserta didik mendapat pelayanan khusus karena keterbatasan yang mereka miliki. Dan ketersediaan sumber daya manusia, karakteristik peserta didik, pendampingan dari seluruh pemangku kepentingan dan fasilitas komponen lain yang perlu mendapat perhatian antara lain kurikulum proses pembelajaran, model pendidikan yang dipilih, serta media terapi khusus. Antara lain :

B. Kurikulum

      Mengingat pelaksanaan pendidikan inklusi yang menggabungkan seluruh peserta didik baik yang berkebutuhan khusus maupun yang normal dalam satu kelas maka kurikulum yang digunakan adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan inklusif atau kurikulum nasional untuk sekolah reguler. Tentu saja kurikulum ini dimodifikasi atau disesuaikan dengan tahap perkembangan anak dan kondisi peserta didik (ciri-ciri dan tingkat kecerdasannya) titik modifikasi kurikulum biasanya dilakukan pada alokasi waktu ,materi, kurikulum, proses belajar mengajar, fasilitas sarana dan prasarana dan lingkungan belajar serta pengelolaan kelas. 

      Semua sekolah 100% menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP. Modifikasi KTSP dilakukan oleh 88% dan arah penyesuaian terletak pada pembentukan karakter peserta didik agar menjadi pribadi yang utuh dan dapat memanfaatkan keterbatasannya secara optimal. Suasana kelas yang kondusif adalah suasana kelas yang dalam proses pembelajaran melibatkan interaksi antara guru dengan peserta didik serta peserta didik berkebutuhan khusus dengan yang normal. Ada tiga model pelaksanaan pembelajaran antara lain pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara terpisah antara peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik lainnya, pelaksanaan dilakukan secara bersama dalam satu kelas dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan cara mengkombinasikan kan cara satu dengan cara dua.

C. Proses Pembelajaran

      Masih ada sekolah inklusif yang memisahkan pembelajaran antara peserta didik berkebutuhan khusus dengan peserta didik yang normal, walaupun presentasinya hanya 31%. sementara itu prosentasi menggabungkan dan kombinasi antara gabung -pisah adalah 88%. Ini berarti ,walaupun masih ada sekolah yang memisahkan peserta didik yg normal dengan yang berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran nya. Namun konsep penggabungan atau menyatukan siswa yang menjadi konsep pendidikan inklusif sudah diterapkan pada hampir semua sekolah. Keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki guru, mengenai pendidikan inklusif sangat membantu mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan kompetensi yang dirancang dalam kurikulum. Melalui pendekatan pembelajaran kooperatif, Setiap anak dikembangkan jiwa kerjasama dan dan kebersamaannya.

     Ada 14 jenis magister api yang dimiliki oleh sekolah yang diteliti. Ketersediaan media pembelajaran bagi sekolah inklusif sangat penting karena media terapi ini ini di samping itu untuk pembelajaran an-naba tahu merangsang perkembangan kognitif dan meningkatkan kemampuan psikomotorik peserta didik. Dari 14 media pembelajaran, yang paling banyak dimiliki matras dan gambar, sebesar 75%. Fungsi matras adalah untuk latihan fisik dasar dan fungsi gambar untuk melatih konsentrasi peserta didik. Media terapi untuk melatih konsentrasi lainnya yang dimiliki sekolah adalah puzzle 63%.standing balance digunakan  untuk melatih keseimbangan dalam berdiri. Persentase sekolah yang dimiliki media terapi ini sebanyak 44%. Ayunan gantung dan bola besar, masing-masing dimiliki oleh 35% sekolah. 

       Ayunan gantung digunakan untuk melatih keseimbangan dan bola besar untuk melatih kekuatan tulang belakang. Monkey bridge , paralel bar dan papan Titian dimiliki oleh 31%. Melatih kekuatan tangan, latihan berjalan dan latihan keseimbangan adalah fungsi dari ketiga media pembelajaran tersebut.wadge dan trampoline masing dimiliki oleh 27% dan 20% sekolah . kedua alat ini berfungsi untuk melatih tulang belakang dan keseimbangan titik wall climbing digunakan sebagai latihan memanjat, dimiliki oleh 13% sekolah. 2 Media terapi yang dimiliki oleh 13% sekolah adalah flying fox dan koersif itu. Flying Fox untuk melatih peserta didik dalam meluncur dan koersif itu digunakan untuk memanjat.

D. Pendidikan Karakter

      Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk pola sifat atau karakter mulai dari usia dini, agar karakter baik tersebut tertanam dan mengakar pada jiwa anak. Pendidikan karakter adalah pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada aspek kognitif saja, akan tetapi lebih berorientasi pada proses pembinaan potensi yang ada dalam diri anak, dikembangkan melalui pembiasaan sifat-sifat baik yaitu berupa pengajaran nilai-nilai karakter yang baik. pendidikan karakter dapat dilakukan dengan cara integrasi dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan budaya sekolah. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sri Narwanti menjelaskan bahwa penerapan pembelajaran karakter di sekolah dasar dilakukan pada proses pembelajaran, pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar, kegiatan ko-kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler, serta koordinasi dengan keluarga untuk memantau kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun