Dengan share foto seperti ini pernah seseorang bilang bahwa upload apa yang kita miliki disosial media akan mengundang penyakit Ain: Penyakit yang datang akibat dengki seseorang karena memandang sesuatu.
Saya memilih tetap share secara wajar karena nggak ada rumus pamer dalam kamus hidup ini. Hal yang saya haramkan posting di sosial media adalah mengenai hal apapun yang bermuara pada keluhan.
Optimisme harus selalu dishare dan memberi semangat buat orang yang masih belum mencapai sesuatu adalah kewajiban bagi setiap orang.
Tak ada yang lebih membahagiakan dari manusia selain meringankan beban orang lain baik dengan tindakan, gambar maupun tulisan kata-kata.
Tidak semua yang saya tampilkan adalah apa yang saya punya karena keterbatasan yang juga saya punya. Pasti apapun yang saya munculkan adalah sesuatu yang bisa diterangkan asal-usulnya.
Percuma pamer foto rumah besar sementara itu hasil peras orang lain. Percuma pamer tanah lebar dimana itu dari hasil memanfaatkan jabatan, Percuma pamer mobil banyak sementara itu dari hasil usaha yang merugikan orang. Cukuplah senyum yang dipamerkan.
Dalam kesempatan makan seperti ini kami berlima sering makan hanya setengah jam, tetapi perlu waktu tiga jam untuk bicara dari timur ke barat, utara ke selatan mengenai segala hal yang perlu dipecahkan.
Kadang, beberapa  persoalan berat kami pecahkan dengan keputusan di meja makan dan setelahnya mengabadikan senyum bersama untuk kenang-kenangan.
Jika dengan menebar senyum ini disebut mengundang Penyakit Ain  saya cuma bilang pada mereka yang  berada di meja makan:
Smile a little, smile a little,
All along the road;
Every life must have its burden,
Every heart has its load.
Why sit down in gloom and darkness,
With your grief to sup?
As you drink Fate's bitter tonic
Smile across the cup.
-AN-
