Sepakbola rupanya mirip dengan  Geo-politik dunia. Superioritas Benua Eropa dan Amerika mengisi sebagian besar peserta babak enam belas besar Piala dunia..
Tidak ada yang menarik untuk membahas pertandingan Group-G dini hari tadi. Pertandingan antara Belgia melawan Inggris dan Tunisia Melawan Panama hanya dikhususkan untuk orang yang menikmati sepakbola dari segi teknik permainannya saja karena berapapun hasilnya tidak akan merubah kelolosan dari fase group keempat tim yang ada.
Hal yang unik terjadi pada Group-H dimana pertandingan semalam dikhususkan untuk mengakhiri rivalitas tiga kesebelasan yang berpotensi lolos ke babak berikutnya yaitu Jepang, Colombia dan Senegal. Lewandowski dan kawan-kawan hanya penggembira saja.
Asa Benua Asia dan Afrika ditentukan malam tadi. Tim Samurai Biru  dan Tim Singa dari Teranga memperebutkan satu posisi untuk mewakili territory benua mereka dalam kancah sepakbola dunia. Jepang kalah 0-1 dari Polandia dan Senegal menyerah dari Kolombila dengan skor yang sama. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu 4, sama sama pernah imbang di laga kedua dan jumlah kemasukan/memasukkan goal ke gawang lawan juga sama. Lalu gerangan apakah yang menentukan mereka untuk lolos ke babak selanjutnya?
Pelajaran besar bisa kita terima dari klasemen group H dimana kemenangan tidak didasarkan pada angka melainkan dari bagaimana angka itu diperoleh. Jepang jauh lebih bersih dibanding Senegal dalam mencapai kemenangan di tiap laga. Jepang punya 4 kartu kuning sedangkan Senegal punya 6 kartu kuning selama tiga laga berlangsung.
Di Sepakbola juga  mengenal Mahkamah banding seperti halnya Mahkamah Konsitusi yang dikelola oleh FIFA namun sepanjang peraturan dilaksanakan dan disepakati, kekalahan oleh hal yang sudah diatur dalam panduan maka sangat jarang peserta turnamen yang mengajukan keberatannya. Â
Piala dunia kali ini memang unik dan bisa mencerminkan kehidupan. Jadi bagi siapa saja yang bisa bercermin pada kelolosan Jepang atas Senegal maka tak usah kecil hati jika melirik kekanan dan kekiri, nggak usah cemas atau iri ketika lihat orang lain punya tanah yang lebih lebar, rumah lebih luas, perjalanan wisata lebih jauh, kendaraan lebih banyak padahal gaji dan penghasilan sama. Kelak dalam pengadilan akhir, Tuhan akan tentukan nasib kita dari bagaimana kejujuran memperoleh harta dan beda selama ini sebagaimana FIFA menentukan hasil akhir di group-H.
Jujur adalah segalanya, Omedetou Gozaimasu Nihon!!!