Mohon tunggu...
Aryadi Noersaid
Aryadi Noersaid Mohon Tunggu... Konsultan - entrepreneur and writer

Lelaki yang bercita-cita menginspirasi dunia dengan tulisan sederhana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jendela Kebahagiaan (Catatan Tepi)

12 Maret 2018   00:32 Diperbarui: 12 Maret 2018   01:08 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Duduk ditepi jendela kala sakit seperti kali ini mengingatkan saya tentang cerita dua pasien yang menempati satu ruang yang sama yang saya dapatkan dari kawan saya berpuluh tahun lalu

Ada dua pasien dalam ruang yang sama. Pasien pertama mengidap penyakit kanker kronis dan pasien yang kedua mengidap penyakit lumpuh karena stroke yang menyerangnya.

Pasien pertama ditempatkan diranjang yang bersisian dengan jendela sedang pasien lumpuh ditempatkan diseberangnya yang bersisian dengan dinding kamar yang membatasi kamar mandi.

"Beruntungnya engkau mendapatkan tempat disamping jendela, kawanku. Dibanding aku yang hanya bisa menatap tembok di sisi kananku"

"Ya aku beruntung mendapatkan tempat disini dimana aku bisa melihat rerumputan hijau dan kumpulan bunga mawar yang bunganya aku lihat bermekaran sepanjang waktu," jawab pasien kanker yang juga tak mampu menggerakkan tubuhnya dari tempat tidur.

"Sudah dua puluh hari kita disini maukah engkau bertukar tempat denganku sahabat?"

"Bukan aku tak mengijinkan tapi ijinkan aku tetap disini karena hari-hari terakhirku rasanya akan aku habiskan disini sebelum kanker ini merebut hidupku,".

"Baiklah, maukah engkau menceritakan apa saja yang kau lihat dibalik jendela itu padaku setiap pagi dan sore hari. Ceritakan saja, aku sudah akan cukup bahagia,"

"Ya kawanku, aku akan menceritakan bagaimana bunga bunga diantara rerumputan hijau itu berkembang setiap hari dan kupu-kupu mengelilinginya, sementara bukit yang membiru melukiskan besarnya bumi ini,"

Begitulah, hari demi hari pasien kanker bercerita pada sahabatnya diseberang ruangan. Bagaimana setiap pagi dan sore ia melihat bunga mawar yang kuncup perlahan mekar setiap waktu berlalu, kupu-kupu yang berwarna kadang hijau, biru dan kuning. Bagaimana setiap pagi matahari menambah rona merah warna bunga mawar dan ketika sore ia bercerita betapa mawar berubah jingga karena matahari sore yang menebar sinar senjanya.

"Untuk keindahan dunia seperti yang ada dibalik jendela itulah kita berdua berusaha bertahan hidup, kawan. Suatu saat kita berdua bisa mendekatinya bersama, duduk dirumput hijau dan mengejar kupu-kupu, aku akan berusaha hidup lebih lama lagi dan melawan penyakit kankerku ini. Bertahanlah bersamaku!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun