Mohon tunggu...
Arya Putro Nugroho
Arya Putro Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Hallo

Is it the answer?

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Trend Bersepeda Menjadi Budaya Populer Di Indonesia

31 Desember 2020   10:42 Diperbarui: 31 Desember 2020   10:50 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Menjaga kesehatan itu penting. Apalagi di situasi masa pandemi sekarang yang menuntut daya tahan tubuh tetap kuat dan sehat menjadi modal utama untuk tidak mudah terserang covid-19. Sebagai upaya untuk terhindar dari penularan covid-19, masyarakat beramai-ramai menjaga kesehatan dengan cara berolahraga di waktu luang. Olahraga yang disarankan adalah selama 20-30 menit setiap hari. Salah satu jenis olahraga adalah bersepeda.

Ditengah Pandemi Covid-19, tentunya kita sudah tidak asing lagi rasanya melihat pemandangan orang bersepeda. Trend bersepeda atau sering disebut dengan kata "gowes" kembali populer setelah sempat meredup beberapa tahun terakhir ini. Saat ini, setiap weekend segerombolan orang bersepeda dan memenuhi badan jalan, hampir sebanding dengan grab dan abang gojek sebagai penguasa jalanan trotoar. Pada masa ini, fungsi dasar sepeda sebagai alat transportasi, entah diakui masyarakat atau tidak.

Apa ini yang disebut sebagai pop-culture atau budaya popular? Dalam arti secara sederhana sebuah tradisi, ide, perspektif, perilaku dan fenomena lainnya yang dipilih untuk konsumsi massal dalam arus utama. Fenomena bersepeda yang terjadi di negara Eropa seperti Perancis, pemandangan pesepeda lalu lalang di jalan  mulai tampak di Berlin, Jerman sontak sampai ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.

Olahraga bersepeda semakin disukai banyak orang karena dianggap menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Pada saat weekend, komunitas-komunitas sepeda banyak menguasai ruang-ruang public di perkotaan seperti jalan raya dan taman-taman kota. Bahkan ruang public saat car free day pun diserbu komunitas sepeda. Permintaan pasar produk sepeda meningkat signifikan karena barang komoditas yang punya sejarah Panjang ini diburu konsumen.

Secara umum setidaknya terdapat tiga jenis sepeda yang digandrungi masyarakat. Pertama, jenis road bike, yang didesain untuk jalanan aspal, on road dan memiliki bobot sepeda yang lebih ringan. Kedua, mountain bike, yang didesain dapat dikendarai di medan off road atau menjelajah medan cross country. Ketiga, folding bike, sepeda lipat yang praktis dan inovatif bagi yang bermobilitas tinggi.

Trend bersepeda ini melibatkan semua kalangan masyarakat, di tempat saya tinggal, setiap pagi atau sore dijalanan selalu melihat orang-orang bersepeda, tidak hanya orang dewasa, tetapi juga lebih dominan generasi milenial anak muda bahkan anak-anak. Secara kasat mata, mereka bersepada bukan hanya untuk berolahraga saja, akan tetapi sekalian untuk ajang seru-seruan bersama teman-teman. Ini dipicu karena keinginan mereka untuk tetap hidup sehat di masa pandemi ini. 

Karena dengan diberlakukannya PSBB (Pembatasan sosial berskala besar) menyebabkan masyarakat kurang beraktivitas diluar rumah. Mereka merasa bosan ketika berada di rumah dalam jangka waktu lama.

Bersepeda menjadi semakin digemari banyak orang karena dianggap sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Di akhir pekan, komunitas sepeda menguasai banyak tempat umum di kota, seperti jalan raya dan taman kota. Bahkan tempat umum selama hari-hari bebas mobil diserbu oleh komunitas sepeda. Permintaan pasar akan produk sepeda semakin meningkat karena produk yang sudah lama berdiri ini banyak diminati oleh konsumen.

Fenomena ini juga sudah membawa hal positif dimana orang-orang pada mengandrungi bersepeda untuk menjaga Kesehatan. Tidak hanya kesehatan yang dapat terjaga, fenomena ini juga melahirkan usaha baru yaitu rental sepeda. Memberikan penghasilan baru selama seituasi pandemi ini berlangsung.

Apakah trend ini dapat berlangsung lama atau hanya bersifat sementara? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Tingginya minat masyarakat untuk bersepeda berimbas pada munculnya berbagai komunitas sepeda saat wabah virus corona. Bersepeda bisa diubah menjadi budaya di Indonesia, karena semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan sepeda saat pandemi. Tingginya permintaan di pasar juga mendorong harga sepeda naik. Harga produk sepeda berkisar antara satu juta hingga puluhan juta atau bahkan ratusan juta rupiah, dan sebenarnya merupakan komoditas yang sulit diperoleh masyarakat miskin perkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun