Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

"Middle School Fantasia", Dua Dunia

27 Oktober 2019   08:00 Diperbarui: 27 Oktober 2019   08:06 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Hutan yang terletak lumayan jauh dari kota juga tidak kalah ribut. Tempat ini menjadi semacam tempat pelatihan keras. Korbannya juga seorang bocah. Sedari tadi dia mesti bergelayutan di atas dahan pohon. 

Belum lagi arahan menarik tubuh bagian bawahnya ke atas. Kedua tangan yang menjadi tumpuan terasa sakit sekali. Belum lagi nafasnya yang terpingkal-pingkal.

"Lebih cepat!! Lebih cepat!! Lebih cepat!!"

Bocah itu hampir kehilangan kesadarannya. Hal yang aneh, ketika menyadari bahwa dia masih hidup dan masih bergelayutan. Di bawahnya terdapat sebuah pedang yang terhunus. Pertaruhan nyawa lebih diutamakan.

"Kuatkan jiwamu!!! Apa kau memang sudah ingin mati?"

Bocah itu tidak mendengarkan. Di dalam hatinya, dia merasa begitu dongkol. Kekesalan tersebut membuat fisiknya melebihi ambang batas, bahkan begitu jauh melampaui. Akan tetapi, bocah tersebut tetap tidak mencapai tahapan memuaskan. Tubuhnya seharusnya sekeras batu saat ini. Namun, tubuhnya hanya mengeras sedikit setelah pelatihan neraka selama lima tahun.

"Ini adalah bentuk hukuman!! Bukan hukuman dari manusia, melainkan dari langit!!! Jangan menjadi beban lagi!!!"
Bocah itu ingin menangis kencang. Sayang, tenaga yang tersisa bahkan tidak merestui. Sesekali dia memandang ke langit cerah. Birunya langit juga tidak menyapa dirinya. Awan hitam bergumul dan mendekat ke arahnya.

Bocah itu merasa dirinya begitu malang. Mati pun juga bukan pilihan. Kisah buruk tentang dirinya telah menjadi bahan omongan masyarakat. Dia benar-benar bimbang, apakah dia seharusnya tetap hidup atau memilih mati saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun