Mohon tunggu...
Arya BayuAnggara
Arya BayuAnggara Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Menulis untuk mengingat luasnya dunia

Menyukai caffeine dan langit biru

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kerajaan Kodok, Gangguan dari Dunia Lain

8 Desember 2018   07:05 Diperbarui: 8 Desember 2018   07:52 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Istana Lumut, tempat ini adalah tempat paling indah di seantero Kerajaan Kodok Hulu. Tempat ini telah berdiri semenjak 330 bulan yang lalu. Desain istananya tidak begitu partikulir, hanya sebuah bangunan bergaya rektagular dengan dua buah menara gading besar di sisi kiri dan kanan. 

Bangunan ini dibuat dari balok-balok lumpur yang dibuat di daratan, kemudian di susun di bawah air. Tempat ini telah menjadi ikon negara, meskipun telah beberapa kali terjadi pemberontakan.

"Pangeran Kucut Vucut, raja memerintahkan Anda untuk segera berlatih di yerel kolezyum. "Ini adalah perintah!!!" kata beliau. Jadi, kami tidak bisa menghindari dari ketentuan ini. Anda harus segera pergi ke yerel kolezyum, mau tidak mau. Jika bersikeras, kami akan memaksa Anda." Kata seorang prajurit.

Kucut merasa keheranan, mengapa ayahnya begitu bersikeras menyuruhnya pergi latihan ke tempat kasar itu?? Mana itu berada di atas perairan; panas dan lembab. Dia tidak tahan untuk hal itu. "Aku tidak percaya. Aku ingin memastikan perintah itu sendiri." respon pangeran Kucut. Ini tidak dibenarkan, sebenarnya. 

Karena seorang pangeran, bagaimanapun juga, harus mematuhi perintah atas nama "raja," walaupun perintah itu disampaikan oleh seorang gundik sekalipun. Kedua prajurit itu, karena tugas mereka, tidak melepaskan pandangan dan pengawasan dari Kucuk sedikitpun, "Maaf, kami akan selalu mengikut Anda." Tegas prajurit itu. Sungguh mengganggu!!! Palingan itulah yang ada di dalam pikiran pangeran Kucut.

***

Istana tertutup bagi masyarakat umum, bahkan beberapa ikan yang berenang di perairan pun diawasi dengan ketat. Hanya para prajurit pilihan, para petinggi militer dan para bangsawan beserta para selir yang boleh berada di dalam ruangan. Tidak ada yang namanya pembantu di dalam istana ini. Jika ingin membersihkan istana, maka para prajurit lah yang diperintahkan, bukan para gundik. 

Makanan dan minuman?? Lebih tepatnya, pihak istana hanya ingin menerima hidangan. Sekali makan, semua jenis makanan rakyat terhidang. Hal itu terjadi dua kali dalam sehari: setiap pagi dan sore.  Makanan yang dibawa, biasanya, berupa potongan daging belalang, kupu-kupu dan beberapa cacing yang mereka dapatkan di dasar sungai. 

Di dalam beberapa kesempatan, para bangsawan juga suka menyantap daging kodok-kodok tawanan atau penjahat yang telah dieksekusi mati. Mereka beranggapan, bahwa, dengan mengonsumsi daging bangsa mereka yang bersalah, maka itu adalah suatu upaya untuk mensucikan kembali jiwa mereka yang dilepas ke nirwana.

Istana ini memiliki banyak ruangan, pastinya. Kebanyakan berupa kamar untuk raja dan permaisuri, para menteri, para pangeran dan para bangsawan lain. Sedangkan di tengah-tengah istana, terdapat sebuah aula yang luas, tempat singgasana kerajaan ini ditegakkan. Sederhana, tetapi penuh nilai sakral dan di samping kiri-kanan terdapat banyak pusaka yang telah diturunkan semenjak zaman leluhur.

"Mohon maaf, yang mulia. Pangeran Kucut menolak menerima titah dari Anda. Malahan, dia meminta untuk bertemu dengan Anda secara langsung. Dia bersikeras, bahwa dia harus mendengarkan sendiri titah itu berasal dari mulutmu, bukan dari mulut para penjaga. Mohon maafkan hamba, tetapi beliau telah menunggu di luar. Atas izinmu, kami akan mempersilahkan dia memasuki aula ini. Akan tetapi, jika kau tidak mengizinkan, maka kami akan usir dia. Jadi, apa keputusan Anda, Yang Mulia?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun