Mohon tunggu...
Ario Wirawan
Ario Wirawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY'19

.

Selanjutnya

Tutup

E-Sport

Mari Mengenal Si "Seram" dari Industri Gaming Indonesia!

8 Maret 2021   03:02 Diperbarui: 8 Maret 2021   19:30 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : gamebrott.com

Berbicara tentang budaya, hal dasar yang terpikirkan oleh pikiran masyarakat adalah lingkungan sekitarnya. Secara umum, produk-produk dari budaya adalah hal-hal seperti bahasa, makanan, pakaian, benda, dan lain-lain. Tetapi seiring berkembangnya zamannya, produk-produk dari budaya tidak hanya sebatas hal-hal yang disebutkan sebelumnya. Mengikuti perkembangan teknologi sekarang, produk-produk digital yang tercipta dari hasil perkembangan ini dapat dijadikan sebagai budaya. Secara tidak langsung, hal-hal yang kita lihat pada masa lalu sebagai budaya mengikuti perkembangan di era digital ini sudah dapat lebih luas.

Perkembangan teknologi di era digital ini menciptakan dan memberi berbagai hal baru yang inovatif dan segar bagi masyarakat. Era digital ini juga terbantu dengan kencangnya arus globalisasi yang membantu kita menikmati budaya dari luar. Menikmati berbagai fasilitas teknologi dan informasi tidak hanya sekedar memuaskan masyarakat sebagai konsumen, tetapi sebagai seorang produsen. 

Berbagai kemungkinan dalam penciptaan produk-produk yang variatif di era digital memacu semangat masyarakat untuk berlomba-lomba memberikan produk terbaik untuk dinikmati oleh masyarakat luas. Salah satu produk yang diciptakan adalah  video game. Sebuah pertanyaan, siapa yang akan mengatakan tidak pada video game yang seru dan menyenangkan? 

Video game merupakan permainan yang sudah dapat kita nikmati pada saat masih kecil, sebut saja game seperti Harvest Moon di PS 1 dan Winning Eleven di PS2. Pilihan-pilihan video game yang dihadirkan pada zaman sekarang sangat variatif dan dapat dinikmati di platform apapun seperti komputer, konsol, maupun handphone. Salah satu video game dari Indonesia yang mendapatkan popularitas hingga global adalah DreadOut. Sebelum itu, saya akan membahas sedikit mengenai Circuit of Culture.

Konsep circuit of culture dikemukan oleh Stuart Hall dan dibahas sebagai sebuah proses kultural yang terdiri dari aspek representasi, produksi, regulasi, konsumsi, dan identitas. Identitas merupakan suatu makna yang dibagi dari sesuatu yang kecil kepada khalayak yang lebih besar, seperti individu kepada publik atau institusi kepada masyarakat luas dan merupakan sesuatu yang ditunjukan atau dilakukan. 

Suatu artefak budaya yang diproduksi "... must engage with the meanings which the product has accumulated and it must try to construct an identification between us - the consumers" (du Gay et al., 1997:25). Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa tujuan produsen adalah mengkonstruksikan ideologi konsumsi untuk mempresentasikan identitas konsumen atau pasar yang ingin diraih oleh produsen. Dalam konteks circuit of culture, upaya tersebut bersifat dialogis atau terbuka.

Kembali ke DreadOut, video game ini memiliki genre indie survival horror yang diproduksi oleh developer asal Indonesia yaitu Digital Happiness. Video game ini dirilis pada tahun 2014 dan seri keduanya pada tahun 2020. Seri pertama DreadOut mendapatkan popularitas dari masyarakat global dan dijadikan konten oleh salah satu konten kreator terkenal di Youtube, yaitu PewDiePie. Ia merilis 6 video di kanalnya yang berisi gameplay dari DreadOut. 

DreadOut mengajak pemain untuk menyelesaikan teka teki dan melawan hantu mitos dari Indonesia dengan menggunakan handphone sebagai karakter Linda Melinda, seorang siswi SMA. Untuk melihat dan memotret hantu, pemain akan masuk ke dalam first-person mode dengan menggunakan kameranya dan akan tercatat ke "Ghostpedia."  

Jika pemain gagal untuk mengalahkan hantu dan dibunuh oleh hantu, maka pemain akan masuk ke alam lain yang disebut Limbo dan mereka harus mencari cahaya untuk keluar dari alam tersebut. Tetapi, keseringan dibunuh oleh hantu akan menyebabkan pemain untuk semakin jauh mencari jalan ke cahaya.

Kemudian, identitas apa yang terbentuk dari DreadOut?

Harapan besar developer DreadOut ketika merilis game ini di Steam adalah gamers dapat menikmatinya dan merasakan keseraman ciptaan video game dari Indonesia. Harapan ini pun tercapai dimana tidak hanya dinikmati oleh gamers, tetapi juga dijadikan konten oleh PewDiePie. Judul-judul dia bermain game ini seperti "Indonesia Horror Game" dan "Indonesia Horror Hotties" membentuk sebuah identitas dimana penontonnya akan mengetahui game ini sebagai video game dari Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten E-Sport Selengkapnya
Lihat E-Sport Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun