Mohon tunggu...
Arwi Firdaus
Arwi Firdaus Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Kesehatan Masyarakat

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat FK ULM Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Issue K3 dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

15 Februari 2021   21:27 Diperbarui: 17 Februari 2021   14:09 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama   : Muhammad Arwi Firdaus

NIM    : 1810912210030

Institusi : Universitas Lambung Mangkurat

Issue K3 dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sejak Desember 2015 memberikan perubahan dalam dinamika pasar Indonesia. MEA merupakan pasar tunggal bagi negara ASEAN yang berarti persaingan barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja bukan lagi pada skala lokal tetapi sudah mencapai taraf internasional. Menghadapi kondisi ini, tenaga kerja yang berkualitas dan terampil sangat diperlukan agar dapat bersaing dengan tenaga kerja asing (Armansyah, 2017).

Indonesia pada saat ini memiliki 3 permasalahan K3 dalam menghadapi pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean. Tiga permasalahan K3 yang terjadi di Indonesia adalah kesempatan kerja yang terbatas, rendahnya kualitas tenaga kerja, dan tingginya tingkat pengangguran. Terbatasnya kesempatan kerja membuat belum tertampungnya seluruh pencari kerja yang ada, baik yang baru menyelesaikan pendidikan, pengangguran dan yang ingin bekerja kembali. Rendahnya kualitas angkatan kerja terlihat dari sensus yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik pada tahun 2014 dimana tenaga kerja yang pendidikan terakhirnya Sekolah Dasar masih dominan yaitu 46,9%. Serta tingginya pengangguran berdasarkan data BPS yaitu 7,4% (Mubarok Y. 2019).

Dari sisi tenaga kerja, jumlah tenaga kerja potensial yang dimiliki Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak, tidak adanya batas antar negara di ASEAN memang sangat menguntungkan. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta jiwa atau 40% dari populasi penduduk ASEAN yang mencapai 650 juta jiwa. Namun masih banyak yang harus diperbaiki untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia agar lebih memiliki daya saing, teruta pada kompetensi yang sesuai dengan keahliannya (Fitri SN, 2016).

Masalah yang menjadi kurang bersaingnya tenaga kerja Indonesia adalah karena kurangnya perhatian pekerja terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). K3 seharusnya menjadi instrumen penting bagi tenaga kerja Indonesia untuk dapat bersaing mendapakan pangsa pasar di ASEAN (Sari SDR, 2017). Memang harus diakui bahwa selama ini tenaga kerja belum menganggap K3 sebagai sesuatu hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. K3 masih sering diperlakukan sebagai atribut semata yang tidak memiliki keharusan untuk ditaati. Perilaku dari segi pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Pada hakikatnya perilaku pekerja adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Ernawati N, 2017).

Kemudian dalam menghadapi MEA, selain dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, seluruh perusahaan juga harus menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di lingkungan kerja. Penerapan SMK3 juga menjadi persyaratan bagi perusahaan-perusahaan Indonesia agar tidak kalah bersaing dalam era MEA. Penerapan SMK3 yang terintegrasi menjadi tuntutan utama dalam pemenuhan standar Internasional terhadap produksi dan penjualan produk barang atau jasa (Sari SDR, 2017).

Budaya K3 merupakan bagian yang terintegrasi dalam pembangunan nasional dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Karena itu perlu dikembangkan oleh semua pihak secara terus menerus. Kondisi tersebut harus dijadikan sebagai tantangan sekaligus peluang dalam meraih keberhasilan perdagangan bebas dan meningkatkan daya saing (Fitri SN, 2016).

DAFTAR PUSTAKA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun