Mohon tunggu...
Arvina hafidzah
Arvina hafidzah Mohon Tunggu... Penulis - Bedebah rasa

Hanya aku, senja dan sepi yang menggelora dalam relung jiwa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu dalam Sunyi

24 Juli 2020   07:42 Diperbarui: 24 Juli 2020   07:31 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Arvina Hafidzah

Kasih...
Ingatkah ketika mata kita saling bertemu di antara keramaian?
Ingatkah ketika bibir kita saling menyugingkan senyum, dengan raut wajah sumringah dan rasa gugup yang melemaskan kaki?
Atau saat berucap adalah penghubung kedua setelah hati?

Kasih...
Rembulan itu bahkan cemburu dengan cinta yang kita rajut
Semburat jingga di lembayung senja bahkan luluh dengan indahnya rasa yang kita rakit bersama
Tapi...
Mengapa?

Kasih...
Mengapa kesakralan cinta kita harus kau uji?
Mengapa tatapanmu padaku tak lagi sehangat mentari?
Dan sentuhan kulitmu?  Tak lagi mendebarkan hati.

Kasih...
Saat kau tatap ia dengan segala rasa yang pernah kau berikan padaku.
Saat kau tersenyum dengannya.
Saat kau memuja dirinya di depan ragaku

Tidak...
Bukan itu...
Apakah saat ku lalai menjaga bintangku yang kini mulai meredup
Menghilang bersama angin yang berhembus di pagi hari?
Atau memang, tuhan tak menciptakan mu untukku?
Aku tak tahu...
Bahtera kita kini berlabuh di dermaga sunyi
Atau bahkan sudah karam terhantam ombak di samudera sepi

Kasih...
Setidaknya rinduku padamu tak pernah padam m

Mengalir bersama doa yang ku panjatkan


Kasih...
Terimakasih
Dan sampai jumpa
Disaat aku, dirimu dan senja kembali memanggil rasa

Ig: @arvinahafidzah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun