Mohon tunggu...
Arviantoni Sadri
Arviantoni Sadri Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya adalah sarjana dari Universitas Negeri Jakarta dan magister dari Universitas Indonesia dan calon kandidat doktor (Insya Allah).\r\nsaat ini beraktivitas sebagai kepala sekolah di SDIT Ibnu Sina Duren Sawit, aktif sebagai staff pengajar di Bina Sarana Informatika, Konsultan lembaga pendidikan Islam dan trainer pengembangan kompetensi guru. follow di @asadri web: arviantoni.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kurban Adalah Masalah Iman Bukan Perkara Matematika

4 Oktober 2014   15:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:25 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Merokok sehari sebungkus 12 ribuan, kalau sebulan berarti 360 ribuan, setahun berarti 4.320.000 disisihkan untuk di bakar. Masak untuk kurban ngga bisa?"
Analogi di atas sering kita temui untuk menyadarkan kaum muslimin mau berkorban. Tidak ada yang salah dengan analogi tersebut. Memang kita sering kali mudah menyisihkan rezeki untuk kepentingan syahwat dunia dibandingkan dengan kepentingan mendekatkan diri kepada Allah.
Tapi perkara ibadah tidak selalu linier dengan matematika. Para perokok tidak lantas berbondong bondong berkurban saat membaca peringatan diatas. Jangankan peringatan ibadah, diancam dibunuh pun mereka tetap merokok.
Logika matematika juga tak terpakai pada amalan zakat, infaq dan shodaqoh. Secara matematis, orang yang menyisihkan harta untuk pihak lain maka hartanya akan berkurang. Tapi iman berkata lain, jika kita bershodaqoh maka harta kita akan semakin bertambah.
Logika matematika juga tak terpakai saat seorang pemuda muslim mau menikah. Secara matematis, seseorang yang menikah akan menambah pengeluaran akan kebutuhan hidup. Tapi logika iman akan mengatakan bahwa rezeki akan bertambah saat separuh agama tertunaikan.
Demikian halnya dengan kewajiban berhaji. Secara matematis, haji hanya bisa dilakukan oleh orang orang yang berkecukupan secara ekonomi, realitasnya sering kita temui kalangan masyarakat menengah kebawah yang berkesempatan menunaikan rukun Islam kelima tersebut.
Jadi jika ingin berkurban gunakanlah logika iman. Logika bahwa berkurban bagian dari kepasrahan kita atas perintah Allah dan bukan berdasar kesombongan dari kondisi kita yang berkecukupan secara harta.
Sekali lagi, jangan berhitung matematis saat mau berkurban. Kuatkan niat untuk sisihkan rezeki membeli hewan kurban atau menabung agar tahun depan lebih siap.
Semoga Allah senantiasa memberkahi hidup kita dan diberikan kekuatan iman untuk terus melaksanakan perintah-Nya.arsad

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun