Mohon tunggu...
Yayu Arundina
Yayu Arundina Mohon Tunggu... Guru - Blogger bandung yang juga berkiprah di dunia pendidikan

menulis sami sareng mengeksplorasi dunia

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Berlebaran dengan Boucil

19 Juli 2015   01:26 Diperbarui: 19 Juli 2015   01:26 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Lebaran dengan ketupat dan opor pasti sudah biasa, kan ? Kedua makanan itu selalu menjadi kekhasan lebaran, menu utama di hari nanfitri. Juga aneka kue di toples-toples cantik. Nastar, kue keju, kue bawang, kue salju, kacang bawang. Mungkin ada juga menu lainnya. Rujak atau asinan yang segar. Baso. Pempek. Rendang. Hmmm... apalagi, ya ?

Nah, di lebaran kali ini, ada sesuatu yang berbeda. Menjelang perayaan idul fitri, aku dapat hadiah dari teman. Benar-benar kejutan. Mengapa ? Pertama, aku sama sekali nggak menyangka bakalan dapat hadiah ini. Surprise mungkin bahasa kerennya. Kedua, survey membuktikan, aku belum pernah dapat hadiah lebaran. Kecuali angpao di masa kecil. Hehehe.... Ketiga, bener-bener di luar dugaan. Dua orang temanku secara sukarela mengantarkan hadiah itu ke rumahku. Nyampe di kulkasku. Asyikkan ? Benar-benar kejutan luar biasa.

Apa sih hadiahnya ? Mau tahu ? Namanya Boucil. Adakah yang sudah mengenalnya ? Boucil itu kependekkan dari Bolu Ubi Cilembu. Ada yang tidak tahu juga dengan Ubi Cilembu ? Ubi ini sudah menjadi trending topik beberapa tahun yang lalu. Sayangnya, amnesiaku kambuh. Tak kuingat, tahun berapa ubi cilembu ini mulai dikenal. Yang masih kuingat tentangnya adalah untuk pertama kalinya, aku mengenal ubi ini saat pameran dalam rangka ulang tahun kotaku. Sekitar Januari saat itu. Di situlah, orang mulai mengenal ubi cilembu yang manis itu. Manisnya seperti ubi yang diberi gula putih. Namun, kenyataannya tidak. Ubi ini kering di luar. Saat dibelah, daging ubinya berwarna merah seperti karamel. Konon kabarnya, rasa manis itu terjadi secara alami, karena faktor zat hara di dalam tanah desa Cilembu, Sumedang. Oleh karena itu, ubi ini hanya ada di daerah tersebut.

Namun, dengan kreatifitas, Ubi Cilembu itu kini diolah menjadi penganan baru. Makanan tradisional tersebut kini bercita rasa modern. Ubi tersebut diolah menjadi bolu. Hampir sama dengan bolu lainnya. Teksturnya mirip bolu kukus. Namun, ada bintik-bintik coklat khas ubi. Karena bintik itu, semula, saya mengira bolu ini kadaluarsa. Untungnya, aromanya masih wangi dan yang pasti sangkaan saya itu salah. Bolu itu ternyata masih fresh ! Adakah kekhasan dari Boucil ? Tentu saja ada, bolu ini menggunakan ubi cilembu, bukan tepung terigu. Ketika digigit, terasa lembut. Manisnya juga pas. Gigitan pertama menjadi berkelanjutan terus karena nikmatnya. Pengen lagi dan lagi. Boucil ini memiliki lima rasa yang bisa dinikmati. Original. Mangga. Mocca. Pandan dan Keju. Yang paling kusuka adalah taburan keju di atasnya. Maknyus pisan pokona !

 

Dimanakah Anda bisa menemukannya. Datang saja ke Bandung, yuk ! Sudah banyak Counter yang menjualnya. Di jalan Banteng, Muararajen Baru, Sukarno Hatta, Pasteur, Lembang. Di Pasar Baru dan ruko Metro Indah Mall juga ada. Mau ke Cimahi juga bisa. Datang saja ke radio Lita Sari di jalan Budhi Cilember. Ataukah Anda orang Sumedang ? Jangan khawatir, di jalan Tampomas no 90 juga ada kok ! Jadi, tunggu apalagi ? Mari kita nikmati makanan bernuansa tradisional dengan citarasa modern ini ! Selamat berburu Boucil, ya !

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun