Mohon tunggu...
Arum Widyastuti
Arum Widyastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa HI UNDIP 2018

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengelola Sampah di Kala Pandemi? Siapa Takut! Ecobrick Jadi Solusinya

5 Agustus 2021   22:06 Diperbarui: 5 Agustus 2021   23:30 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Pengelolaan Sampah (dokpri)

Kedungtuban (18/07) -- Adanya pandemi COVID-19 yang masih melanda, telah merubah situasi dunia khususnya Indonesia menjadi serba terbatas. Salah satunya adalah kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilakukan oleh mahasiswa KKN TIM II Tahun 2021 dari Universitas Diponegoro. Kegiatan ini dilaksanakan sejak tanggal 30 Juni 2021 hingga 12 Agustus 2021 dengan mekanisme pelaksanaannya yakni sistem daring atau online. Meskipun demikian, kegiatan KKN ini diharapkan tetap mampu memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat di Desa Kedungtuban. 

Melihat situasi pandemi yang tidak kunjung usai, menjadikan sejumlah negara mengalami masalah dalam mengolah sampah plastik. Dalam beberapa pemberitaan, sejumlah negara seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Indonesia telah menyaksikan adanya lonjakan sampah plastik karena kesadaran lingkungan mulai tertutup dengan adanya masalah kesehatan. Adanya pembatasan kegiatan pada masyarakat telah menimbulkan ketergantungan yang besar pada layanan pengiriman makanan dan belanja online tanpa dibarengi dengan kegiatan daur ulang. Bukan hanya kemasan plastik saja, lonjakan limbah klinis juga telah menjadi masalah umum di seluruh dunia. Bahkan praktik regulasi untuk mengurangi timbulan limbah-pun juga ikut mengalami perlambatan. Transaksi belanja online berbentuk paket meningkat 62 persen. Sedangkan belanja online berbentuk layanan antar makanan siap saji meningkat sebesar 47 persen.

Berkaca dari masalah yang ada, diperlukan suatu kegiatan pengolahan sampah yang mudah dilakukan di masa pandemi seperti saat ini. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan yakni ECOBRICK. Istilah ECOBRICK berasal dari kata "Eco" yang berarti lingkungan dan "brick" yang berarti bata. Secara umum, ECOBRICK diartikan sebagai sebuah bata yang ramah lingkungan. Kegiatan ini dikatakan ramah lingkungan karena berupaya mengelola sampah plastik yang diisi padat dengan limbah non biological untuk membuat blok bangunan dapat digunakan kembali. Bukan hanya untuk bangunan, botol ECOBRICK ini dapat digunakan untuk membuat kursi, meja atau kreasi lainnya.

Potret Anak-Anak Desa Kedungtuban (dokpri
Potret Anak-Anak Desa Kedungtuban (dokpri

Mayoritas masyarakat yang ada di Desa Kedungtuban, masih kurang memahami arti pentingnya peduli lingkungan bagi kehidupan bersama. Hal tersebut telah menjadikan masyarakat bertindak semaunya dengan membuang sampah sembarangan seperti di Sungai ataupun Tepi Hutan dan Tepi Sawah. Jika dibiarkan, tindakan yang dilakukan tersebut akan semakin memperbesar limbah plastik di Desa Kedungtuban. Selain itu, kegiatan membuang sampah sembarangan yang dilakukan secara terus-menerus akan dengan mudah ditiru oleh anak-anak sehingga mempersulit upaya pengurangan limbah plastik khususnya di Indonesia. Oleh karena itu, Arum Widyastuti selaku mahasiswa KKN TIM II UNDIP Tahun 2021 berusaha mengedukasi anak-anak terkait kegiatan ECOBRICK guna meningkatkan rasa kepedulian lingkungan.

Program yang diusung berjudul "Penerapan ECOBRICK dan Kerajinan Tangan Berbahan Sampah Plastik sebagai Solusi dalam Meningkatkan Kepedulian Lingkungan dan Kreativitas Masyarakat".  Dengan memuat materi berupa langkah-langkah pembuatan ECOBRICK dan pilah sampah ke dalam 3 jenis sampah, program tersebut mengarahkan anak-anak di Desa Kedungtuban sebagai sasaran programnya. Program tersebut dilaksanakan dalam dua rangkaian kegiatan secara daring melalui media Whatsapp Group untuk berkoordinasi dengan masyarakat desa. Hal tersebut terpaksa dilakukan karena menindaklanjuti peraturan pemerintah maupun pihak kampus Universitas Diponegoro agar meminimalisir mobilitas maupun kontak fisik dengan masyarakat desa.

Pelaksanaan Program I Melalui Whatsapp Group  (Dokpri)
Pelaksanaan Program I Melalui Whatsapp Group  (Dokpri)
Rangkaian kegiatan pertama dilakukan dengan membagikan poster mengenai langkah-langkah pembuatan ECOBRICK dan pilah sampah ke dalam 3 jenis sampah serta menjelaskan secara rinci kegiatan ECOBRICK yang dapat berkontribusi pada pengurangan limbah plastik. 

Sedangkan rangkaian kegiatan kedua berupa pengiriman video langkah-langkah pembuatan ECOBRICK yang mana dapat mempermudah anak-anak dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Kemudian, masyarakat desa akan mengirimkan video yang berisikan anak-anak desa Kedungtuban sedang membuat ECOBRICK.

Potret Anak-Anak Membuat Botol ECOBRICK  (Dokpri)
Potret Anak-Anak Membuat Botol ECOBRICK  (Dokpri)
Dengan adanya program tersebut, diharapkan anak-anak dilingkungan Desa Kedungtuban RT006/003 dapat lebih memperdulikan lingkungan sekitar dan menjadi generasi smartpeople demi Indonesia yang bersih dan sehat. Selain itu, kegiatan ECOBRICK ini dapat mengasah kreativitas anak-anak untuk berkreasi dari limbah plastik yang ada di sekitar, serta mengisi waktu luang selama pandemi berlangsung.

Penulis: Arum Widyastuti (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik), Mahasiswa KKN TIM II UNDIP Tahun 202I

DPL/Editor: Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, M.Si

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun