Mohon tunggu...
Arum Butler
Arum Butler Mohon Tunggu... Administrasi - Just me.....

The Wallflower and The Wildflower Alumni Danone Blogger Academy Batch 1 Tahun 2017 www.arumsukapto.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saat Pingsan, Semua Sigap

28 Februari 2017   20:24 Diperbarui: 1 Maret 2017   20:00 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya pertama kali jadi pengguna Commuter line secara rutin setelah pindah ke BSD (Bintaro Sono Dikit) yang sebelumnya tinggal di Pondok Gede. Dulunya, setiap hari berangkat menggunakan busway jam 5.15 menuju kantor baruku yang berada di Slipi.  Suatu hari aku menginap di rumah kakak dikawasan BSD dan berangkat kerja menggunakan kereta api, berangkat dari rumah kakak jam 7 pagi dilanjutkan naik kopaja 86 menuju kantor di Slipi. Setelah itu, aku pun mulai pindah ke daerah BSD dengan pertimbangan waktu yang tidak lama dan tidak terjebak macet.

Kejadian pertama terjadi tahun 2013, pagi itu aku berangkat bersama kakakku dan membeli tiket yang masih berbentuk kertas karcis dengan membayar tarif 8 ribu rupiah kemudian menunggu commuter line di stasiun pondok Ranji. Selama perjalanan ngobrol dengan kakakku, ternyata ada yang lupa diinfokan kakakku yaitu tiket tidak boleh hilang dan diserahkan ke petugas keamanan stasiun tujuan (Palmerah).  Memang aku sudah beli tiketnya, cuma setelahnya lupa menaruh dimana dan hal ini terjadi tidak hanya sekali dalam minggu pertamaku.  Pertama kali itu, aku mengaku apa adanya kalau tiketku entah kemana dan Alhamdulillah petugasnya masih berbaik hati membolehkan aku keluar tanpa menyerahkan tiketku.  Beberapa hari kemudian hal ini terjadi lagi, aku kehilangan tiketnya dan petugasnya agak memaafkanku dan boleh menggantinya dengan membeli tiket baru di stasiun Palmerah.  Yaaa setidaknya petugasnya masih memaafkanku karena kelalaianku menyimpan karcis commuter line selama di kereta.  Sebenarnya sih aku malu,seakan-akan aku ini penumpang bandel yang gak mau bayar tiket padahal karena aku ini termasuk orang yang clumsy yang jadinya seperti ini.

Dengan beberapa pengalaman kehilangan tiket itu, aku lebih berhati-hati lagi hingga tiket masuk diganti menggunakan kartu.  Untuk mencegah kehilangan dan lupa menaruh di tas, aku mengantisipasi dengan menggantungkan di leher seperti ID Card.  Hehehe soalnya sampai sekarang pun kalau tidak kugantung dileher, aku lupa menaruhnya di dalam tas dan akan panik mencari kartu didalam tas saat mau masuk gate stasiun.  (sori ini melenceng malah curcol)

Selanjutnya, akan kuceritakan tentang pengalaman lainnya yang mendapatkan pertolongan dari penumpang commuter line dan sekuriti .  Kejadiannya saat aku sedang berpuasa untuk membayar hutang puasa ramadhan, pagi itu aku berangkat menggunakan angkutan umum menuju stasiun Pondok Ranji.  Begitu masuk ke stasiun Pondok Ranji, aku langsung menuju peron penumpang dan akan naik di gerbong khusus wanita bagian depan (belakang masinis) dan setiap Commuterline berhenti di stasiun pondok ranji sudah penuh penumpang.  Jadi penumpang di pondok Ranji pada prinsipnya bisa masuk dan terangkut didalam Commuter line.  Aku pun mulai masuk dengan kaki di pinggir pintu berpegangan diatas pintu kemudian mendorong penumpang lainnya, dan akhirnya bisa terangkut didalam kereta.  Posisi berdiri mepet antara pintu dan penumpang lainnya atau lebih tepatnya aku berdiri tanpa berpegangan pun gak akan jatuh, satu sentimeter lagi udah bisa cium pintu kereta heheheh bener-bener mepet gak bisa gerak sama sekali.  Perjalanan yang ditempuh dari Stasiun Pondok ranji menuju Kebayoran sekitar 7 menit  dan pagi itu mungkin karena dehidrasi dan kecapekan mendorong penumpang lainnya yang membuat kondisiku tiba-tiba lemas.  Aku meyakinkan diri sendiri” Arum kamu kuat!! Arum, sebentar lagi udah sampai di Kebayoran. Ayo kuat Cuma 7 menit aja, tahan tahan...” itulah yang ada benakku.

Ternyata kondisi fisikku tidak kompak dengan semangatku, sudah berusaha bertahan dan akhirnya fisikku gak kuat.  Dalam kondisi lemas, akhirnya aku meminta pertolongan dalam keadaan lirih “tolong...” tiba-tiba sudah gelap gulita. Terdengar suara penumpang di sampingku”ini pingsan, tahan-tahan sandarin di pintu!!”  jadi penumpang dibelakangku langsung menekanku ke pintu dan penumpang di kanan kiriku berusaha pepet aku sehingga aku bisa tetap berdiri (maklum saja, mereka juga kesusahan untuk menggerakan tangan  karena penumpang yang penuh sesak)  tidak sampai 3 menit, dari lokasi aku pingsan di sekitar bintaro permai dan berdiri ditahan oleh penumpang lainnya menuju stasiun kebayoran, dan ada penumpang lainnya yg berdiri dekat dengan pintu dalam masinis kethok-kethok dan mengatakan ada yang pingsan sehingga membuka pintunya pelan-pelan saja.

Begitu tiba dia stasiun Kebayoran, commuter line berhenti yang kemudian petugas teknisi dan assistant manisis memberitahukan ke petugas sekuriti yang berjaga-jaga di ujung stasiun Kebayoran (peron dekat masinis). Saat dibuka pintu commuterline, petugas sekuritinya langsung sigap memegangi saya dan menuntunku turun dari commuter line. Petugas sekuriti membantuku duduk di peron dan mulai menawarkanku teh hangat manis, awalnya aku menolak karena aku pengen tetep berpuasa dan akhirnya aku iyakan.  Kemudian petugas sekuriti itu menghilang entah kemana dan kembali membawa teh manis, berangsur-angsur tubuhku mulai tidak lemas dan tidak terlihat seperti habis pingsan hehehe setelah mengucapkan terima kasih yang kemudian kuputuskan aku pulang ke rumah dan tidak berangkat kerja.  Aku merasa malu pernah pingsan di commuter line dan selanjutnya setiap pagi di stasiun kebayoran menyapa bapak sekuriti yang sudah menolongku.

cl-58b579f13297739d08a85171.jpg
cl-58b579f13297739d08a85171.jpg

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun